16 Orang Tewas dalam Serangan Rudal Rusia di Odesa, Ukraina Mengatakan

Sebuah serangan misil Rusia di Odesa menewaskan setidaknya 20 orang dan melukai 73 lainnya, demikian diumumkan oleh otoritas Ukraina pada hari Jumat, sebagai bagian dari serangkaian serangan udara mematikan terhadap kota pelabuhan selatan Ukraina tersebut.

Pelayanan darurat negara Ukraina mengatakan bahwa misil pertama menghantam beberapa rumah pada akhir pagi, memicu reaksi cepat dari penyelamat yang datang ke lokasi. Misil kedua kemudian mendarat di lokasi yang sama, menyebabkan banyak korban jiwa, termasuk setidaknya satu paramedis dan pekerja penyelamat. Laporan tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Oleh Kiper, gubernur wilayah Odesa, memposting foto-foto di media sosial yang memperlihatkan penyelamat mengevakuasi salah satu rekan mereka dengan tandu dan berusaha memadamkan api di dekat bangunan yang hancur. Sebuah foto yang dirilis oleh Dewan Kota Odesa memperlihatkan seseorang yang diduga penyelamat tergeletak di rerumputan, tubuhnya yang telah tak bernyawa tertutup selimut aluminium.

Otoritas Ukraina mengatakan serangan tersebut menghancurkan sebuah bangunan tiga lantai, merusak 10 rumah dan pipa gas, serta menyebabkan kebakaran yang menyebar ke area sekitar 1.300 kaki persegi.

Serangan ini merupakan yang ketiga di Odesa dalam dua minggu terakhir, dengan total korban setidaknya 38 orang tewas. Serangan tersebut terjadi saat warga Rusia mulai memberikan suara dalam pemilihan presiden yang hampir pasti dimenangkan oleh Presiden Vladimir V. Putin, sementara perang negara mereka di Ukraina telah memasuki tahun ketiga tanpa tanda-tanda mereda.

Pada hari yang sama, otoritas Rusia mengatakan bahwa pengeboman Ukraina terhadap kota barat Belgorod, yang berdekatan dengan Ukraina, telah menewaskan satu warga sipil dan melukai dua lainnya. Klaim mereka tidak dapat diverifikasi secara independen.

Wilayah Belgorod telah menjadi tempat serangan pasukan lintas batas dari kelompok-kelompok Rusia yang didukung Ukraina pekan ini, yang nampaknya bertujuan untuk mengganggu pesan kampanye Pemilihan Ulang Mr. Putin yang menyatakan bahwa perang telah berpihak kepada Moskow. Pasukan Rusia telah memiliki keunggulan di medan perang dalam beberapa bulan terakhir, menyerang secara bersamaan di beberapa tempat sepanjang garis depan.

Serangan di Odesa pada hari Jumat tampaknya merupakan yang disebut para pejabat militer sebagai serangan “double-tap”, menghantam target yang sama dua kali dengan jeda waktu antara dua serangan untuk membunuh pekerja penyelamat atau pemadam kebakaran yang merespons serangan pertama. Pasukan Rusia telah menggunakan taktik ini sebelumnya di Ukraina dan Suriah.

Video-video yang diposting oleh wartawan Ukraina di Odesa memperlihatkan tubuh-tubuh tergeletak di genangan darah di atas trotoar, tertutup selimut aluminium, kain simpel, atau kantong jenazah. Andrii Vahapov, anggota Dewan Kota Odesa, mengatakan bahwa yang tewas termasuk mantan wakil walikota Odesa, Serhii Tetiukhin, dan Oleksandr Hostishchev, komandan unit kepolisian pasukan khusus.

Natalia Humeniuk, juru bicara Angkatan Darat Ukraina di selatan, mengatakan serangan tersebut melibatkan misil balistik yang ditembakkan dari Crimea, semenanjung Ukraina yang diduduki Rusia.

Odesa, yang menjadi garis hidup bagi ekonomi Ukraina, merupakan rumah bagi infrastruktur pelabuhan yang vital untuk ekspor Ukraina di Laut Hitam. Banyak kapal yang berangkat dari pelabuhan tersebut untuk mengirimkan gandum dan produk pertanian lainnya melintasi Laut Hitam.

Kota ini, yang sejak awal perang dianggap sebagai milik Rusia, sebagian besar tidak terkena dampak pertempuran. Namun, selama enam bulan terakhir, Rusia telah menargetkan silo gandum dan infrastruktur angkatan laut di sana dengan drone dan misil dalam upaya untuk merusak operasi ekspor Laut Hitam yang relatif sukses milik Ukraina.

Serangan itu juga telah menimbulkan korban sipil, baik dari sasaran langsung maupun reruntuhan yang jatuh. Awal bulan ini, sebuah drone menghantam bangunan hunian, menewaskan 12 warga sipil. Butuh beberapa hari bagi penyelamat untuk mengevakuasi jenazah-jenazah dari reruntuhan, termasuk bayi dan anak-anak.

Dan minggu lalu, sebuah misil menghantam kota ketika Presiden Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis dari Yunani tengah berkunjung, menewaskan lima orang. Mr. Zelensky kemudian mengatakan dalam sebuah wawancara televisi Italia bahwa misil tersebut mengenai kurang dari setengah mil dari tempat ia berdiri bersama Mr. Mitsotakis.

“Saya tidak tahu siapa yang dituju oleh serangan ini,” ujar Mr. Zelensky, menambahkan bahwa “sangat luar biasa” Rusia bisa menargetkan kota tersebut saat pemimpin negara sedang berkunjung. Serangan tersebut menuai kecaman luas dari para pemimpin luar negeri.

Merangkum serangan Jumat di Odesa, Mr. Zelensky mengatakan dalam sebuah pernyataan video bahwa taktik double-tap membuatnya “serangan sangat jahat”. Ia menambahkan bahwa penyelamat terus mencari orang di bawah reruntuhan.