Pada Jumat diadili 29 anak yang mungkin dihukum mati di Nigeria setelah mereka dituntut karena berpartisipasi dalam protes melawan krisis biaya hidup negara. Empat di antaranya pingsan di pengadilan karena kelelahan sebelum mereka bisa menyampaikan pleidoi. Sebanyak 76 demonstran didakwa dengan 10 tuduhan kejahatan, termasuk pengkhianatan, pengrusakan properti, gangguan umum, dan pemberontakan. Menurut lembar dakwaan yang dilihat oleh The Associated Press, para anak di bawah umur itu berusia 14 hingga 17 tahun. Seorang pengacara swasta mengatakan bahwa Undang-Undang Hak Anak tidak memperbolehkan anak di bawah umur diproses pidana dan dijatuhi hukuman mati. Pengadilan akhirnya memberikan jaminan sebesar 10 juta naira ($5.900) kepada para terdakwa namun menetapkan syarat yang ketat yang belum dipenuhi mereka, kata penasehat hukum bagi sebagian anak laki-laki tersebut. Meskipun menjadi salah satu produsen minyak mentah teratas di Afrika, Nigeria tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Korupsi kronis berarti gaya hidup pejabat publiknya jarang mencerminkan populasi umumnya. Populasi Nigeria yang lebih dari 210 juta orang juga termasuk di antara yang paling lapar di dunia dan pemerintahnya telah kesulitan menciptakan lapangan kerja. Faktor-faktor tersebut telah menghasilkan angka inflasi yang tinggi dan mata uang naira lokal yang melemah. Pada hari Kamis, Nigeria diklasifikasikan sebagai “titik panas keprihatinan sangat tinggi” dalam laporan badan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa, ketika jumlah besar orang menghadapi atau diproyeksikan untuk menghadapi tingkat kekurangan pangan akut yang kritis di negara Afrika Barat tersebut.