Sebuah investigasi yang tidak dipublikasikan oleh lembaga utama Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan Palestina menuduh Israel melakukan penyalahgunaan terhadap ratusan warga Gaza yang ditangkap selama perang dengan Hamas, menurut salinan laporan yang dikaji oleh The New York Times.
Laporan tersebut disusun oleh UNRWA, lembaga PBB yang sendiri saat ini tengah diselidiki setelah dituduh bahwa setidaknya 30 dari 13.000 karyawan yang ikut serta dalam serangan yang dipimpin oleh Hamas terhadap selatan Israel pada 7 Oktober. Para penulis laporan menuduh bahwa para tahanan, termasuk setidaknya 1.000 warga sipil yang kemudian dilepaskan tanpa tuduhan, ditahan di tiga lokasi militer di dalam Israel.
Laporan tersebut mengatakan bahwa para tahanan termasuk laki-laki dan perempuan yang usianya berkisar antara 6 hingga 82 tahun. Beberapa, laporan tersebut mengatakan, meninggal saat ditahan.
Dokumen tersebut mencakup kesaksian dari para tahanan yang mengatakan bahwa mereka dipukuli, disatroni, dirampok, ditutup mata, disiksa secara seksual, dan tidak diizinkan mengakses pengacara dan dokter, seringkali selama lebih dari sebulan.
Dokumen rancangan tersebut menggambarkan “sejumlah perlakuan buruk yang dilaporkan dihadapi warga Gaza dari segala usia, kemampuan, dan latar belakang di fasilitas penahanan sementara di Israel.” Perlakuan tersebut, laporan menyimpulkan, “digunakan untuk memperoleh informasi atau pengakuan, untuk mengintimidasi dan merendahkan, dan untuk menghukum.”
Laporan ini berdasarkan wawancara dengan lebih dari 100 dari 1.002 tahanan yang dibebaskan kembali ke Gaza hingga pertengahan Februari. Dokumen tersebut memperkirakan bahwa 3.000 warga Gaza lainnya tetap ditahan di Israel tanpa mengakses pengacara. Temuannya sejalan dengan beberapa kelompok hak asasi manusia Israel dan Palestina, serta penyelidikan terpisah oleh dua ahli khusus PBB, semua di antaranya menuduh penyalahgunaan serupa di dalam pusat-pusat penahanan Israel.