Metana yang dilepaskan dari infrastruktur minyak dan gas merupakan kontributor utama pemanasan global. MethaneSAT bertujuan untuk mengatasi ancaman tersebut.
Beberapa nama besar di dunia teknologi dan advokasi lingkungan telah bergabung untuk menghadapi ancaman yang dikatakan oleh ilmuwan sedang mempercepat ancaman eksistensial terhadap peradaban.
Dengan bantuan roket Falcon 9 dari SpaceX, pada hari Senin Environmental Defense Fund (EDF) meluncurkan MethaneSAT, sebuah satelit yang dirancang untuk menargetkan emisi metana – gas yang lebih dari 80 kali lebih kuat dari karbon dioksida dalam potensi pemanasan planet ini.
Dengan platform ini sekarang berada di orbit, raksasa pencarian Google akan menggunakan kemampuan kecerdasan buatan untuk menganalisis data yang ditangkap oleh satelit dan menerjemahkannya menjadi gambaran yang bisa dimengerti oleh NGO, bisnis, dan masyarakat dalam upaya untuk menghentikan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
Secara keseluruhan, MethaneSAT mengklaim akan menawarkan gambaran global emisi metana yang paling beresolusi tinggi dan real time yang pernah ada. Misi pertamanya: mengejar pencemar minyak dan gas.
“Semakin saya melihat MethaneSAT, semakin saya menyadari seberapa revolusioner itu,” kata Steve Hamburg, ilmuwan kepala EDF. “Kita akan dapat mengatakan berapa banyak yang dihasilkan dari industri minyak gas; bagaimana itu bervariasi dari waktu ke waktu; dan kita akan dapat melakukannya tanpa biaya. Itu akan mengubah permainan.”
Hingga baru-baru ini, kata Hamburg, para peneliti memiliki pemahaman yang relatif buruk tentang dari mana sebenarnya metana berasal. “Kita mengatakan kita memiliki krisis iklim, dan kita menghabiskan miliaran dolar untuk pemantauan jarak jauh dan miliaran dolar untuk mengubah sistem kita, namun kita melakukannya tanpa data berkualitas tinggi yang kita butuhkan,” jelasnya.
Dengan bantuan data tersebut, campaigners berharap dapat menyampaikan informasi mengenai perubahan iklim dengan cara yang mudah dimengerti oleh masyarakat umum.
