Pasukan keamanan Uganda berada dalam kewaspadaan tinggi setelah mereka mengatakan pejuang dari kelompok yang terkait dengan Islamic State memasuki negara itu pada akhir pekan lalu. Militan Allied Democratic Forces (ADF) sedang merencanakan serangan di area perkotaan, tempat ibadah, sekolah, dan acara publik, menurut tentara. Mereka meminta masyarakat untuk tetap waspada “agar tidak menjadi korban teror ADF”. ADF telah dikaitkan dengan serangkaian serangan mematikan di Uganda, termasuk menargetkan sebuah sekolah pada bulan Juni tahun lalu. Kelompok ini awalnya dibentuk di Uganda pada tahun 1990-an oleh orang-orang yang tidak puas dengan perlakuan pemerintah terhadap umat Islam. Tetapi setelah diusir oleh tentara, sisa-sisa mereka melarikan diri melintasi perbatasan ke Republik Demokratik Kongo. Pada tahun 2021, Uganda dan Republik Demokratik Kongo meluncurkan serangan bersama untuk mengusir ADF dari markas mereka di Kongo, namun hingga kini gagal untuk mengakhiri serangan kelompok itu. Presiden Uganda, Yoweri Museveni, telah berkali-kali mengatakan bahwa operasi tersebut berhasil membunuh sejumlah besar pejuang ADF, termasuk beberapa komandan. Namun, ADF dituduh terus melakukan serangan termasuk di sebuah sekolah di bagian barat Uganda pada bulan Juni tahun lalu, ketika puluhan murid tewas. Pada bulan Oktober tahun lalu, kelompok ini dituduh setelah sepasang pengantin dan seorang pemandu wisata Uganda ditembak mati di sebuah taman nasional. Deputi juru bicara militer Uganda, Kolonel Deo Akiiki, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Senin bahwa sekelompok militan ADF telah melintasi perbatasan ke Uganda dari Republik Demokratik Kongo pada Sabtu. “Kelompok ini diduga berada di bawah komando komandan ADF yang terkenal, Ahamed Muhamood Hassan, alias Abu Waqas, seorang pakar bom kelahiran Tanzania,” tambah pernyataan tersebut. Tentara meminta masyarakat untuk mengidentifikasi dan melaporkan individu atau paket yang mencurigakan saat mereka “mengejar kelompok ini”. Mungkin Anda juga tertarik dalam: