Menurut survei yang dilakukan oleh Bank of Korea pada hari Selasa, terungkap bahwa kepercayaan konsumen di Korea Selatan mengalami penurunan tajam pada bulan Maret akibat kekhawatiran yang semakin meningkat mengenai kenaikan harga produk pangan. Indeks kepercayaan konsumen tersebut turun menjadi 100,7 pada bulan Maret dari 101,9 pada bulan Februari, mengalami penurunan terbesar sejak bulan Oktober. Harapan inflasi konsumen untuk 12 bulan ke depan juga naik untuk pertama kalinya dalam lima bulan, mencapai 3,2% dari sebelumnya 3,0%. Ekspetasi ini didorong oleh keyakinan bahwa kenaikan harga produk pangan akan mendorong inflasi. Peningkatan harga produk pertanian sebagian disebabkan oleh cuaca buruk, namun Partai Oposisi Demokrat (DP) menyalahkan pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol atas pengelolaan ekonomi yang dianggap buruk. Di tengah persaingan ketat antara Partai Rakyat Kekuasaan dan Partai Oposisi, Yoon pun menjadi sorotan setelah menyatakan harga seikat bawang hijau seharga 875 won ($0,65) adalah harga yang wajar, padahal barang tersebut sedang dalam program subsidi pemerintah yang besar. Kritik terhadap Yoon semakin tajam setelah dia dianggap keluar dari realita, mengingat harga normal bawang hijau tersebut lebih dari 4.000 won. Pemerintah pun mengambil tindakan darurat dengan mengalokasikan 150 miliar won untuk menstabilkan harga barang pokok dan menurunkan tarif sementara pada produk pertanian impor. Dalam beberapa hari terakhir, warga Korea Selatan terlihat berbondong-bondong ke toko-toko swalayan besar untuk membeli apel dan bawang hijau yang diberikan subsidi pemerintah.