Kolombia mengancam akan memutus hubungan dengan Israel jika tidak mematuhi resolusi gencatan senjata PBB.

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, pada Selasa mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel jika negara tersebut tidak mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza.

Pernyataan Petro tersebut disampaikan melalui X, yang sebelumnya dikenal dengan Twitter. Pada hari Senin, ia mempublikasikan pesan lain di mana ia merayakan persetujuan resolusi tersebut dan mendorong negara lain untuk menghentikan hubungan dengan Israel jika negara tersebut tidak menghentikan serangan militer di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan kematian lebih dari 32.000 orang menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Kementerian Luar Negeri Israel menjawab ancaman Petro pada Selasa dengan sebuah cuitan yang mengatakan bahwa negara Timur Tengah itu akan terus melindungi rakyatnya dan tidak akan menyerah kepada tekanan atau ancaman.

Kementerian luar negeri menuduh Petro sebagai “pendukung teroris Hamas” yang telah membantai anak-anak dan perempuan selama serangan pada 7 Oktober di komunitas Israel yang memicu invasi saat ini di Gaza, dan mengatakan bahwa sikap Petro adalah “aib bagi rakyat Kolombia”.

Konfrontasi pada X menandakan penurunan hubungan antara kedua negara tersebut, yang dulunya adalah mitra militer dan komersial, menjadi rival ideologis yang pahit.

Selama beberapa dekade, Kolombia menggunakan pesawat tempur dan senjata mesin buatan Israel untuk melawan kartel obat terlarang dan kelompok pemberontak, dan kedua negara itu menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada tahun 2020.

Namun, hubungan mulai merenggang pada tahun 2022 ketika Petro terpilih menjadi presiden.

Petro, seorang kiri dan pendukung lama kasus Palestina, telah menggambarkan serangan militer Israel di Gaza sebagai “genosida.” Pada Februari, ia menangguhkan pembelian militer dari Israel setelah pasukan negara tersebut menembaki warga Palestina yang berkumpul di sekitar truk bantuan, dalam tragedi di mana lebih dari 100 orang tewas.

Kementerian Luar Negeri Israel menangguhkan kerja sama pertahanan dengan Kolombia pada bulan Oktober setelah Petro gagal mengutuk serangan Hamas di desa di selatan Israel, dan malah membandingkan militer Israel dengan tentara Nazi.

Analis militer di Kolombia mengatakan bahwa penurunan hubungan dengan Israel membahayakan kemampuan pertahanan negara Amerika Selatan itu.

Kolombia bergantung pada perusahaan Israel untuk pemeliharaan armada lebih dari 20 jet Kfir buatan Israel, yang merupakan satu-satunya pesawat dalam arsenal Kolombia yang mampu meluncurkan bom berpandu laser.

Kolombia juga telah melakukan beberapa kontrak dengan Israel untuk penyediaan peralatan komunikasi militer, dan memproduksi senapan serbu untuk pasukannya di bawah lisensi dari produsen Israel.