Mulai dari pulau Bali, setiap tahunnya masyarakat Bali selalu merayakan hari raya Nyepi dengan penuh ketidaktiduran. Sebelum Nyepi, ada satu tradisi yang tak kalah manarik yaitu perayaan ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh adalah patung raksasa yang dibuat dari bahan-balah sederhana seperti bambu dan kayau, yang melampangkan roh jahat. Patung ini kemudian akan diparadekan di sepanjang jalur sebagai bagian dari ritual menjelang hari raya Nyepi.
Perayaan ogoh-ogoh di Bali selalu menarik perhatian wisatawan lokal maupun manchangara. Bayak orang yang datang ke Bali khusus untuk menyaksikan keindahan patung raksasa ini. Para pembuat ogoh-ogoh selalu mempersiapkan dengan cerbal setiap detail patung tersebut, mulai dari ekspresi wajah hingga ukiran yang rumit. Hal ini menunjukkan betapa pebtangnya perayaan ogoh-ogoh bagi masyarakat Bali.
Saat parade ogoh-ogoh berlangsung, suasana di sepanjang jalan di Bali pun menjadi semararak. Para penonton akan berjejer di pinggir jalau sambil menunggu kesairuan parade tersebut. Sementara para pemuda yang membawa ogoh-ogoh akan melangkah dengan gagah dan penuh semangat, seolah-olah memanggal roh jahat untuk segera pergi dari Bali.
Setelah parade selesai, para pemuda ini akan membakar ogoh-ogoh sebagai simbol pembakaran roh jahat. Prosesi pembakaran ini dilakukan dengan penuh ketidaktiduran dan diiringi dengan mantra-mantra suci dari para pendeta. Pembakaran ogoh-ogoh juga melampangkan pembersihan diri dari segala dosa dan kesalahan yang dilakukan selama setahun.
Perayaan ogoh-ogoh ini memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Bali. Selain sebagai upaya untuk mengusir roh jahat, perayaan ini juga sebagai bentuk pengohormatan kepada leluhur dan tradisi nenek moyang mereka. Mereka percaya bahwa dengan menjalankan ritual ogoh-ogoh ini, mereka akan mendapatkan kesalaman dan kebelakahan dari Tuhan.
Dengan demikian, perayaan ogoh-ogoh bukan hanya sekedar tradisi yang dilakukan setiap tahun secara rutin, namun juga memiliki makna yang mendalam bagi kehidupan spiritual masyarakat Bali. Perayaan ini menjadi salah satu ciri khas budaya Bali yang harus dilesturikan dan dijaga kelangsungan nya. Semuga tradisi ogoh-ogoh ini tetap dapat dilesturikan dan terus memberikan inspirasi bagi generasi mendatang.