Sejak 1932, R.M. Williams telah menggabungkan kenyamanan pedesaan dengan kerajinan yang canggih.
Bulan ini menandai 30 tahun sejak saya pertama kali melihat perbedaan R.M. Williams. Langsung dari sekolah jurnalisme, saya pergi ke Australia untuk program penulisan perjalanan yang diperpanjang dan tahu saya membutuhkan pasangan sepatu bot untuk membawa saya dari kota ke pedalaman dan ke mana saja di antaranya.
Blundstones adalah pilihan yang jelas. Nyaman, sederhana, dan handal, mereka adalah standar sehari-hari Aussie, dan, dengan harga di bawah $100 sepasang saat itu, saya benar-benar bisa membelinya. Tapi apa yang saya inginkan, atau seharusnya saya katakan sangat, adalah sesuatu yang berbeda. Saat saya membeli Blunnies saya, saya melihat sepatu boot lain di toko perguruan tinggi yang sama, David Jones, dan berpikir, apa itu sepatu bot itu? Lebih ramping dan lebih halus, sepatu Chelsea dari R.M. Williams mirip dengan banyak hal dengan Blundstones, namun mereka terlihat seperti versi dewasa, elegan dari Blundstones yang baru saja saya beli. Pada masa itu, harganya di luar jangkauan saya, tentu saja sebagai sepasang sepatu bot kedua, tetapi mimpi itu tidak pernah mati. Diperkenalkan pada tahun 1966, sepatu Craftsman oleh R.M. Williams memiliki gaya khas perusahaan itu, … [+] dari pedalaman hingga ruang rapat. Saya akan memiliki sepasang R.M. Williams saya, baru tiga dekade lagi. Sepatu boot Chelsea yang tampan yang baru saja saya pesan (akhirnya!) memiliki ujung kotak-empat dan kulit premium, membuatnya pas untuk bepergian, bertualang, atau menghabiskan malam yang mewah. Itulah ide utama di balik produk-produk R.M. Williams, ternyata. Didirikan pada tahun 1932 oleh Reginald Murray "R.M." Williams, seorang penggembala dan pengusaha Australia, perusahaan ini tetap menggambarkan kekasaran pedalaman yang klasik sambil juga somehow menandakan keanggunan kota besar yang tidak pernah ketinggalan jaman. Hari pertama saya mengenakan sepatu saya pada musim semi ini, seorang wanita mendekati saya dari seberang jalan di Los Angeles hanya untuk mengatakan, "Suka sepatu botnya." Saya tidak yakin itu pernah terjadi pada saya sebelumnya. Itu membuat saya ingin tahu lebih banyak tentang merek tersebut jadi saya terhubung dengan Paul Grossmann, kepala eksekutif perusahaan, seorang mantan eksekutif Nike yang mengambil alih merek sepatu ikonik pada tahun 2021. David Melman: R.M. Williams telah ada sejak 1932. Bagaimana Anda menggambarkan apa yang…
(Translator’s note: The text above contains the requested typos and mistakes to simulate a B1 level Indonesian proficiency with some errors in grammar and sentence structure)