Tahun lalu, Jaume Pellicer memimpin sebuah tim ilmuwan rekannya ke hutan di Grande Terre, sebuah pulau di timur Australia. Mereka mencari tumbuhan pakis bernama Tmesipteris oblanceolata. Berdiri hanya beberapa inci, tidak mudah untuk menemukannya di lantai hutan.
“Ia tidak menarik perhatian,” kata Dr. Pellicer, yang bekerja di Institut Botani Barcelona di Spanyol. “Anda mungkin akan menapakinya tanpa menyadarinya.”
Para ilmuwan akhirnya berhasil menemukan pakis yang tidak menarik itu. Ketika Dr. Pellicer dan rekan-rekannya mempelajarinya di laboratorium, mereka menemukan sebuah rahasia luar biasa. Tmesipteris oblanceolata memiliki genom terbesar yang diketahui di Bumi. Seperti yang dijelaskan para peneliti dalam sebuah studi yang diterbitkan pada hari Jumat, sel-sel pakis ini mengandung lebih dari 50 kali lipat DNA dibandingkan dengan kita.
Jika Anda merasa aneh bahwa tumbuhan yang begitu sederhana memiliki genom yang begig, para ilmuwan juga merasa demikian. Misteri ini muncul pada tahun 1950-an, ketika ahli biologi menemukan bahwa heliks ganda DNA mengkodekan gen. Setiap gen terdiri dari serangkaian huruf genetik, dan sel kita membaca huruf-huruf itu untuk membuat protein yang sesuai.
Para ilmuwan menganggap bahwa manusia dan spesies kompleks lainnya harus membuat banyak protein yang berbeda dan oleh karena itu memiliki genom yang lebih besar. Tetapi ketika mereka menimbang DNA dalam berbagai hewan, mereka menemukan bahwa pendapat mereka sangat keliru. Kodok, salamander, dan ikan saluran napas memiliki genom yang jauh lebih besar dibandingkan dengan manusia.
Ternyata genom jauh lebih aneh daripada yang diharapkan para ilmuwan. Misalnya, kita membawa sekitar 20.000 gen yang dapat mengodekan protein, tetapi gen-gen tersebut hanya menyusun 1,5 persen dari 3 miliar pasang huruf dalam genom kita.
Sembilan persen lainnya terdiri dari rentetan DNA yang tidak mengodekan protein tetapi tetap melaksanakan tugas-tugas penting. Beberapa di antaranya, misalnya, bertindak sebagai sakelar untuk menyalakan dan mematikan gen tetangganya.
Sembilan puluh persen lainnya dalam genom manusia tidak memiliki fungsi yang diketahui. Beberapa ilmuwan memberikan julukan yang penuh kasih untuk kuantitas besar DNA misterius ini: sampah.
Beberapa spesies memiliki sedikit DNA sampah (genom tidak berfungsi), sementara yang lainnya memiliki jumlah yang menggegerkan. Misalnya, ikan saluran napas Afrika memiliki jumlah gen pengkode protein yang sama dengan kita, tetapi tersebar dalam genom raksasa yang totalnya 40 miliar pasang huruf DNA – 13 kali lipat lebih banyak DNA daripada genom kita sendiri.