Sebuah kelompok ilmuwan Jepang telah berhasil merekam tanaman berkomunikasi dan memberi peringatan kepada yang lain mengenai bahaya potensial dalam waktu nyata, membuat terobosan dalam observasi pertama yang didokumentasikan pada awal 1980-an.
Apa yang mereka amati: Dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications pada Oktober 2023, tim penelitian yang dipimpin oleh ahli biologi molekuler Masatsugu Toyota dari Universitas Saitama Jepang, berhasil merekam tanaman yang tidak rusak mengirim respons pertahanan kepada tanaman di sekitarnya setelah merasakan senyawa organik volatil (VOC), yang dihasilkan oleh tanaman lain sebagai respons terhadap kerusakan mekanik atau serangan serangga.
Bagaimana studi dilakukan: Tim, yang termasuk Yuri Aratani, seorang mahasiswa S3 di universitas, dan Takuya Uemura, seorang peneliti pasca doktoral, menempelkan pompa udara ke kontainer yang diisi dengan daun dan ulat serta ke ruang lain yang berisi Arabidopsis thaliana, gulma umum dari keluarga sawi. Arabidopsis dimodifikasi secara genetik untuk membuat sel mereka berpendar hijau setelah mendeteksi ion kalsium, yang berfungsi sebagai pesan stres. Tim kemudian menggunakan mikroskop fluoresensi untuk memantau sinyal yang dilepaskan tanaman yang tidak rusak setelah menerima VOC dari daun yang rusak.
Mengapa ini penting: Komunikasi tanaman pertama kali diamati dalam sebuah studi pada tahun 1983, memicu diskusi di komunitas ilmiah sejak itu.
“Kami akhirnya telah mengungkap kisah rumit tentang kapan, di mana, dan bagaimana tanaman merespons ‘pesan peringatan’ udara dari tetangga yang terancam,” kata Toyota tentang studi terbaru mereka. “Jaringan komunikasi gaib ini, tersembunyi dari pandangan kita, memainkan peran penting dalam melindungi tanaman tetangga dari ancaman yang akan datang secara tepat waktu.”