Japan Airlines telah menunjuk Mitsuko Tottori, seorang mantan pramugari, sebagai presiden wanita pertamanya.
Tottori, yang bergabung dengan perusahaan pada tahun 1985, akan menggantikan presiden dan chief executive officer saat ini, Yuji Akasaka, pada 1 April, demikian pernyataan maskapai itu pada hari Rabu.
“Ada karyawan perempuan di luar sana yang sedang berjuang dengan langkah karier mereka atau menghadapi peristiwa besar dalam hidup mereka,” kata Tottori dalam konferensi pers.
“Saya harap penunjukan saya sebagai presiden dapat mendorong mereka, atau memberi mereka keberanian untuk melangkah ke langkah berikutnya.”
Tottori memulai karirnya sebagai kru kabin pada tahun 1985 ketika JAL Flight 123 jatuh ke gunung dekat Tokyo, menewaskan 520 orang. Itu adalah kecelakaan pesawat tunggal terburuk dalam sejarah Jepang.
“Shock pada saat itu masih terukir dalam hati saya. Dan saya telah mempertahankan rasa tanggung jawab yang kuat untuk mewariskan pentingnya keselamatan penerbangan ke generasi muda,” kata Tottori.
“Keselamatan adalah dasar dari perusahaan penerbangan dan saya akan bekerja pada operasi yang aman dengan keyakinan yang lebih kuat.”
Tottori, yang bekerja di garis depan sebelum menjadi direktur kru kabin pada tahun 2015, mengatakan bahwa keselamatan maskapai akan menjadi prioritas utamanya.
Maskapai tersebut juga mengomentari bahwa Tottori memiliki “tingkat wawasan dan pengalaman lapangan” yang tinggi dalam operasi keselamatan.
Saat berbicara tentang kecelakaan terbaru yang melibatkan Japan Airlines, dia mengatakan, “Keselamatan operasional adalah dasar dari maskapai penerbangan. Saya akan terus menunjukkan komitmenku yang teguh terhadap prinsip ini.”
Japan Airlines telah menetapkan target untuk wanita menjadi 30% dari manajer pada akhir tahun fiskal hingga Maret 2026.