Salah satu rintangan terbesar dalam menyediakan terapi gen untuk gangguan pendengaran adalah akses ke telinga bagian dalam. Telinga kita sangat rumit dan memiliki struktur kompleks yang membuat sulit untuk memberikan pengobatan ke koklea. Baru-baru ini, sebuah studi yang dipimpin oleh Mathiesen dan rekan-rekannya telah mengungkapkan metode baru untuk mengirim terapi gen ke telinga bagian dalam melalui cairan serebrospinal.
Bagaimana Cara Cairan Serebrospinal Meningkatkan Akses ke Telinga?
Akses ke koklea pada orang dewasa, yang terbenam dalam tulang temporal, telah menantang. Koklea adalah struktur berbentuk spiral yang diisi dengan cairan yang terletak di telinga bagian dalam dan sangat penting untuk pendengaran. Ini mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik, yang kemudian dikirim ke otak untuk diproses. Koklea menampung ribuan sel rambut kecil yang mendeteksi berbagai nada dan volume suara. Sel-sel rambut ini mengubah energi mekanik suara menjadi sinyal saraf, memungkinkan kita untuk menangkap dan menafsirkan berbagai suara.
Cairan serebrospinal (CSF) adalah cara potensial untuk mengakses koklea karena koneksi dengan cairan telinga bagian dalam. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Science Translational Medicine, para peneliti mengeksplorasi saluran tulang yang disebut akuadukta koklea, yang menghubungkan cairan serebrospinal dengan cairan koklea pada tikus dewasa. Studi ini bertujuan untuk menggunakan jalur ini untuk mengirim terapi gen untuk mengembalikan pendengaran pada tikus tuli dewasa. Pendekatan ini bertujuan untuk mengadministasi gen terapeutik langsung ke telinga bagian dalam tanpa perlu prosedur yang invasif yang berpotensi merusak struktur yang sensitif.
Metodologi dan Temuan
Studi ini menggunakan teknik pencitraan canggih, termasuk pencitraan resonansi magnetik jangka waktu (MRI), tomografi terkomputasi (CT), dan mikroskopi fluoresensi optik, untuk melacak pergerakan penunjuk partikel besar yang disuntikkan ke dalam cairan serebrospinal. Penunjuk ini mencapai telinga bagian dalam melalui akuadukta koklea. Pendekatan ini diterapkan pada terapi gen menggunakan virus adeno-terkait membawa solute carrier family 17, anggota 8 (Slc17A8) gen, yang dapat membantu mengembalikan pendengaran. Hasilnya menunjukkan bahwa administasi terapi gen cairan serebrospinal dapat diterapkan pada gangguan pendengaran genetik pada orang dewasa. Satu suntikan mengembalikan protein vesicular glutamate transporter-3 (VGLUT3) pada sel rambut dalam koklea, efektif menyelamatkan pendengaran.