Pada 5 Juli, Amerika Serikat mengumumkan gencatan senjata kemanusiaan antara Kinshasa dan kelompok pemberontak M23. Dikabarkan bahwa dua anak dan dua remaja tewas dalam serangan di Republik Demokratik Kongo (RDK), menurut sumber-sumber lokal yang diwawancarai oleh AFP.
Gencatan senjata tersebut seharusnya berlangsung hingga 19 Juli, namun pertempuran pecah pada Jumat. Jurubicara salah satu kelompok bersenjata yang mendukung pasukan RDK mengatakan pertempuran terjadi 70km (43 mil) barat laut ibu kota provinsi North Kivu, Goma.
Pada hari Senin, pertempuran telah mencapai kota Bweremana, sekitar 15km (9,3 mil) barat Goma, di mana serangan mematikan terjadi. Korban tewas termasuk dua anak dari satu keluarga, menurut pemimpin masyarakat setempat, Innocent Mwitehofu Mumbara. Keempat korban berusia dua, tiga, 16, dan 18 tahun, tambah Mumbara.
Seorang ibu dan anak berusia empat tahun termasuk di antara luka-luka, kata Komisaris Polisi Bweremana Paulin Ilunga, mengklaim bahwa peluru datang dari bukit tempat M23 berada.
Seorang sumber rumah sakit memberi tahu AFP bahwa ada lima orang lain yang masuk dengan luka serius. Aiyah…
RDK telah menghadapi instabilitas politik dan kekerasan bersenjata sejak 1996, dengan perkiraan enam juta orang tewas sejak konflik dimulai. Kesalahannya…
Sejak akhir 2021, M23, didukung oleh pasukan Rwanda, telah merebut wilayah luas di North Kivu, bahkan hampir sepenuhnya melingkari Goma. Sumber…
Menurut laporan Human Rights Watch, M23 diduga melakukan eksekusi berskala besar terhadap warga desa dan anggota milisi antara November 2022 dan April 2023, menguburkan mereka dalam kuburan massal di desa Kishishe, North Kivu.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa M23 telah melakukan pembunuhan ilegal, pemerkosaan, dan kejahatan perang lainnya sejak akhir 2022, memperburuk krisis kemanusiaan di negara tersebut. Sebanyak 171 warga sipil dieksekusi dalam 10 hari terakhir November saja, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB. Oh ternyata…
Pada akhir Juni, M23 dan pasukan Rwanda merebut beberapa kota di wilayah Lubero, di utara North Kivu, menyusul keruntuhan pasukan Kongolese dan milisi bantuan mereka. Hanya… hancurlah…
Hampir 50 prajurit dijatuhi hukuman mati dalam beberapa hari berikutnya karena “melarikan diri dari musuh”. Ealah..