Sebuah tunggu yang tegang di Israel untuk balasan
Di tengah ketakutan akan konflik yang meluas, sejumlah maskapai internasional menangguhkan penerbangan ke dan dari Israel menunggu balasan yang diharapkan terhadap negara itu oleh Iran dan proxy Lebanon-nya, Hezbollah. Inggris, Kanada, Prancis, dan AS termasuk di antara negara-negara yang mendorong warganya untuk segera meninggalkan Lebanon.
Tindakan tersebut menyusul pembunuhan seorang komandan senior Hezbollah di Beirut dan pemimpin politik Hamas di Tehran awal pekan ini. Menurut pejabat Israel, puluhan ribu warga Israel tak dapat pulang, menambah rasa bahwa negara itu tak lagi menguasai nasibnya sendiri dan tak memiliki rencana yang jelas untuk meredakan konflik-konfliknya. Berikut adalah informasi terbaru terkait hal ini.
Pertempuran terus berlanjut sepanjang akhir pekan. Israel dan Hezbollah masing-masing mengatakan kemarin bahwa mereka telah menembak sasaran di wilayah masing-masing. Serangan udara Israel terhadap sekolah yang berfungsi sebagai tempat perlindungan di Kota Gaza menewaskan setidaknya 30 orang dan melukai puluhan lainnya, menurut badan penanggulangan darurat Palestina di Gaza dan media berita Palestina.
Kebanyakan para korban adalah perempuan dan anak-anak, kata juru bicara Badan Pemadam Kebakaran Palestina. Serangan tersebut merupakan yang ketiga terhadap sekolah dalam empat hari terakhir. Israel mengatakan telah menargetkan “pusat komando dan kendali” Hamas.
Kedepannya: Perang Israel melawan Hamas adalah yang paling mematikan yang pernah dihadapi oleh warga Palestina di Jalur Gaza. Namun, Hamas tetap beroperasi, merekrut pejuang baru di Gaza dan di luar sana, dan kembali muncul di wilayah-wilayah yang sebelumnya telah diusir oleh Israel. Kelangsungan hidup bisa memberikan kemenangan simbolis yang dapat memungkinkan Hamas muncul menjadi lebih kuat secara politik.