Saham jatuh karena kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS. Gelombang kecemasan melanda pasar keuangan kemarin. Saham turun di AS dan di seluruh dunia ketika investor fokus pada tanda-tanda perlambatan ekonomi Amerika.
Penurunan ini memperpanjang penjualan yang dimulai pada hari Jumat setelah AS merilis laporan ketenagakerjaan yang menunjukkan tingkat pengangguran tertinggi dalam hampir tiga tahun. Hal ini memperdalam ketakutan bahwa ekonomi terbesar di dunia dapat menuju pertumbuhan yang lebih lambat.
Di AS, S&P 500 turun 3 persen, hari terburuknya sejak September 2022. Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 12,4 persen, penurunan poin satu hari terbesar. FTSE 100, indeks acuan Inggris, memiliki hari terburuknya sejak Juli 2023, turun sedikit lebih dari 2 persen.
Ada faktor lain yang mempengaruhi penurunan tersebut: kekhawatiran bahwa saham teknologi telah naik terlalu jauh, terlalu cepat, dan bahwa penguatan yen dapat merugikan prospek perusahaan Jepang dan beberapa trader global. Di AS, beberapa yang mempertanyakan apakah Federal Reserve mungkin telah menunggu terlalu lama sebelum memotong suku bunga. Inilah yang terjadi dalam krisis pasar terbaru.
Pemimpin Bangladesh mengundurkan diri dan melarikan diri. Kerumunan merayakan di jalanan Dhaka, ibu kota, kemarin setelah Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri dari negara itu. Kepala angkatan bersenjata mengatakan militer akan mengawasi pembentukan pemerintahan sementara.
Hasina dipaksa mundur akibat protes selama berhari-hari yang dimulai secara damai dan kemudian berubah menjadi bentrokan mematikan dengan pasukan keamanan. Hampir 100 orang dilaporkan tewas pada hari Minggu, hari paling mematikan selama kerusuhan itu.