Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin meminta kepada pasukan bersenjata negaranya untuk menahan serangan unit Ukraina setelah serangan mendadak mereka ke wilayah selatan Kursk.
“Tugas utama Kementerian Pertahanan sekarang adalah mengusir musuh dari wilayah kami dan memastikan keamanan perbatasan yang handal,” kata Putin saat membuka pertemuan tentang krisis tersebut, agensi berita Rusia melaporkan.
Presiden berusia 71 tahun itu menambahkan bahwa “dengan bantuan dari para penguasa Barat-nya,” kepemimpinan di Kiev ingin memperkuat posisi negosiasi mereka di masa depan dengan serangan ke wilayah Rusia.
Namun, dia menolak pembicaraan apapun tentang mengakhiri perang yang dimulai pada Februari 2022 dengan invasi Rusia penuh terhadap tetangganya.
“Negosiasi apa yang bisa kita bicarakan dengan orang-orang yang menyerang warga sipil dan infrastruktur sipil secara sembarangan atau mencoba membahayakan pembangkit listrik tenaga nuklir?” agensi berita TASS yang dikelola negara mengutip Putin sebagai berkata.
Setelah kebakaran pada hari Minggu di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya yang diduduki Rusia di selatan Ukraina, kedua belah pihak saat ini saling menyalahkan atas insiden tersebut.
Di bawah tekanan oleh kenaikan militer Rusia secara bertahap di wilayah timur, Ukraina melancarkan serangan mendadak ke wilayah Rusia pada hari Selasa lalu.
Situasi di wilayah Kursk masih membingungkan. Namun, tampaknya pasukan Ukraina berhasil menembus sekitar 30 kilometer melewati perbatasan internasional sementara unit Rusia bergerak tergesa-gesa dalam kebingungan untuk bereaksi.
Menurut laporan, pasukan Ukraina yang didukung oleh kendaraan lapis baja telah mendirikan posisi mereka di banyak lokasi sementara pihak berwenang Rusia mengungsikan puluhan ribu warga.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan operasional di Novo-Ogaryovo dengan anggota Dewan Keamanan, Pemerintah, perwakilan Administrasi Presiden, kepala lembaga penegak hukum, serta kepala wilayah Belgorod, Bryansk, dan Kursk. -/Kremlin/dpa