Alice Guo sedang dicari untuk dimintai keterangan setelah dia gagal menghadiri pekan sidang Senat yang menyelidiki keterkaitannya dengan kejahatan terorganisir.
Alice Guo, mantan walikota di Filipina yang dituduh memiliki hubungan dengan sindikat kejahatan China, telah ditangkap di Indonesia.
Kementerian Kehakiman mengatakan Guo, yang juga memiliki kewarganegaraan China dan dikenal sebagai Guo Hua Ping, dicari oleh Senat Filipina karena menolak menghadiri penyelidikan kongres terkait keterlibatannya dalam kejahatan yang diduga.
Dia telah membantah tuduhan tersebut, bersikeras bahwa dia adalah warga negara filipina yang lahir secara alami, menghadapi “tuduhan yang jahat.”
“Perkembangan ini telah diverifikasi oleh mitra kami di Imigrasi, yang telah mengonfirmasi bahwa Ny. Guo saat ini berada di bawah tahanan Polisi Indonesia,” pernyataan Departemen Kehakiman mengatakan.
Guo, mantan walikota Bamban kota sekitar 100 kilometer (62 mil) di sebelah utara Manila, ditangkap pada pukul 11:58 malam pada hari Selasa di Kota Tangerang di Jakarta. Sebuah video yang dibagikan oleh media Indonesia di X menunjukkan ia dibawa oleh petugas penegak hukum melalui tangga berdinding putih.
Badan penegak hukum Filipina, termasuk Dewan Anti Pencucian Uang (AMLC), bulan lalu bersama-sama menempatkan tuduhan pencucian uang terhadap Guo dan 35 orang lainnya di Departemen Kehakiman.
AMLC telah menuduh bahwa Guo dan rekan-rekannya mencuci lebih dari 100 juta peso ($1.8 juta) dari hasil kegiatan kriminal.
Pengacara Stephen David, penasihat Guo di catatan, tidak segera menanggapi permintaan komentar dari agensi berita Reuters.
“Penangkapan Alice Guo adalah bukti dari upaya tak kenal lelah dari lembaga penegak hukum kami dan kekuatan kerjasama internasional dalam membawa buronan ke pengadilan,” Menteri Kehakiman Boying Remulla mengatakan dalam sebuah pernyataan, menurut saluran berita ABS-CB N di Filipina.
Guo, yang dipecat dari jabatannya sebagai walikota, melarikan diri dari negara itu pada bulan Juli, bepergian terlebih dahulu ke Malaysia dan Singapura dan kemudian ke Indonesia menggunakan paspornya, agensi anti-kejahatan Filipina mengatakan.
Senat memulai penyelidikan terhadap kegiatan-kegiatannya pada bulan Mei dua bulan setelah otoritas menggerebek sebuah kasino di Bamban kota dan mengungkapkan yang disebut oleh petugas penegak hukum sebagai penipuan yang dilakukan dari fasilitas yang dibangun di atas tanah yang sebagian dimiliki oleh walikota.
Penemuan tersebut memicu kecaman publik dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr kemudian mengeluarkan larangan terhadap operator permainan daring atas dugaan keterkaitannya dengan kejahatan terorganisir.
Marcos juga berjanji akan mengejar mereka yang “membantu dalam pelariannya.”
Otoritas percaya bahwa bisa ada beberapa ratus entitas perjudian online ilegal menjalankan pusat penipu di bawah hidung pejabat publik.