Mengenang Aysenur, seorang aktivis untuk Palestina yang tewas oleh seorang tentara Israel | Berita konflik Israel-Palestina

Orangtua Aysenur Ezgi Eygi ingin agar putrinya dimakamkan di Didim, Turki, tempat di mana wanita Turki-Amerika muda itu lahir.
Aktivis berusia 26 tahun untuk Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel pada Jumat lalu saat berunjuk rasa menentang pemukiman ilegal Israel di Beita, selatan Nablus di wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Pejabat Turki bekerja selama beberapa hari untuk mengamankan pemulangan jenazah Aysenur untuk pemakaman yang direncanakan pada Jumat.
Aysenur, lulusan baru dari University of Washington di Seattle, Amerika Serikat, sedang berunjuk rasa menentang pemukiman Israel di Evyatar yang berdekatan ketika dia ditembak di kepala.

Duka cita memuncak bagi aktivis muda ini dan prosesi pemakaman besar diadakan untuknya di Nablus pada hari Selasa.
Anggota senior Otoritas Palestina (PA) mengawal jenazahnya, yang dilapisi dengan bendera Palestina dan keffiyeh, melalui kota sebelum dibawa pergi dengan ambulans Palestina.
Sam Chesneau, salah satu pendiri dan direktur organisasi Muslim Amerika berbasis di Seattle, Wasat, di mana Aysenur merupakan anggota, menggambarkannya sebagai “jiwa tua, bijaksana di luar usianya, sosok yang sangat peduli dan pemikir yang dalam” yang memiliki “pengertian yang luar biasa tentang humor”.
“Dunia berduka atas kepergiannya karena kita semua melihat potensi terbaik dari diri kita sendiri di dalamnya,” ujar Chesneau.
“Ia mengingatkan kita untuk berdamai dengan kematian dan, daripada itu, takut akan hidup dalam apatis, memilih keamanan atas keyakinan dan kemanusiaan kita.”
PJenazah Aysenur dibawa oleh para perwira Palestina yang dililit bendera Palestina dan keffiyeh dalam sebuah acara memperingati di Nablus, Tepi Barat yang diduduki, pada 9 September 2024. Keluarganya menuntut penyelidikan independen atas pembunuhan oleh pasukan Israel.
Dari rumah keluarga Aysenur di Didim, bibinya Gulay Yeniceoglu mengatakan kepada media lokal bahwa sang aktivis muda adalah “orang yang memiliki belas kasihan yang sangat besar dan tidak bisa menutup mata terhadap ketidakadilan”.
Aysenur tewas selama unjuk rasa damai menentang pemukiman ilegal di Eyvatar, didirikan di tanah Palestina di Tepi Barat pada tahun 2013.