Dokter Tanpa Batas Menutup Operasi di Rusia

GENEVA (AP) — Doctors Without Borders mengatakan Selasa kemarin bahwa mereka telah menutup operasinya di Rusia setelah 32 tahun, dengan alasan sebuah surat dari Kementerian Kehakiman yang mengatakan kelompok bantuan medis tersebut telah dihapus dari daftar organisasi nirlaba asing.

Grup bantuan juga dikenal dengan nama bahasa Prancisnya Médecins Sans Frontières dan akronim MSF, mengatakan mereka akan tetap mempertahankan kantor cabangnya di Moskow, tetapi operasi yang dijalankan oleh afiliasi Belanda mereka telah dihentikan. Menurut juru bicara grup, adalah MSF Belanda yang registrasinya dicabut.

MSF telah beroperasi di Rusia sejak tahun 1992, dan telah menjalankan program-program yang menyediakan bantuan bagi orang tunawisma dan migran, pengobatan tuberkulosis, dan perawatan kesehatan umum termasuk untuk penyakit menular seperti HIV.

Grup bantuan tersebut mengatakan bahwa mereka telah memberikan bantuan kepada lebih dari 52.000 orang yang entah itu melintasi perbatasan ke Rusia dari Ukraina atau orang-orang yang terdislokasi secara internal di Rusia sejak invasi penuh skala Moskow ke Ukraina pada tahun 2022.

MSF mengatakan baru-baru ini mereka berencana untuk merespons kebutuhan kemanusiaan dan medis dari orang-orang yang terdislokasi secara internal di wilayah Kursk di Rusia, di mana pasukan Ukraina baru-baru ini membuat kemajuan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Kamis lalu bahwa pasukan Rusia telah meluncurkan serangan balik di wilayah Kursk untuk mengusir pasukan Ukraina yang menyerbu perbatasan lebih dari lima minggu yang lalu. Ini adalah kali pertama sejak Perang Dunia II bahwa wilayah Rusia berada di bawah pendudukan asing.

Norman Sitali, manajer operasional program MSF di Rusia, mengatakan bahwa grup bantuan tersebut “sangat sedih” untuk mengakhiri program-program tersebut, “karena banyak orang yang membutuhkan bantuan medis dan kemanusiaan sekarang akan ditinggalkan tanpa dukungan yang bisa kami berikan kepada mereka.”

“MSF ingin tetap bekerja di Rusia lagi jika memungkinkan,” tambah Sitali.”