Bagaimana Drone Mengubah Rantai Pasok Klinis di Afrika

Afrika memiliki beban penyakit tertinggi dari benua manapun di dunia. Dengan rentang lingkungan yang mungkin paling beragam, infrastruktur di daerah terpencil bisa sangat terbatas. Inilah di mana drone dapat membuat perbedaan yang signifikan, menjangkau jarak yang luas dan melakukan pengiriman di beberapa lokasi paling sulit di dunia. Waktu pengiriman dapat dipotong dari hari menjadi menit.

Namun tidak selalu mudah. Ada tantangan tambahan dan kompleksitas regulasi yang harus dipahami sepenuhnya sebelum mengintegrasikan drone ke dalam rantai pasokan klinis anda.

Penggunaan drone dalam persediaan klinis

Akses ke layanan kesehatan berkualitas dan terjangkau tetap menjadi tantangan besar di banyak negara Afrika, dengan isu-isu seperti tingkat pengangguran yang tinggi dan infrastruktur kesehatan yang tidak mencukupi tetap ada.

Di Afrika sub-Sahara, drone mulai memainkan peran penting dalam meningkatkan akses ke perawatan kesehatan primer dan memajukan penelitian melalui partisipasi aktif dalam uji klinis. Drone yang lebih besar dapat membawa hingga 180kg kargo selama 400km.

Misalnya, di Ghana, pengiriman cepat persediaan medis dan vaksin ke lokasi sulit dijangkau terbukti penting selama pandemi Covid-19. Pfizer dan BioNTech memerlukan penyimpanan ultra-dingin untuk mengirimkan vaksin Covid-19 mRNA dan menggunakan drone yang dilengkapi dengan kotak kargo khusus.

Di Rwanda, satu jaringan drone mengirimkan darah dan persediaan medis penting ke lebih dari 350 fasilitas kesehatan, mengelola 75% distribusi darah di luar ibu kota, Kigali. Layanan ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas tetapi juga menyelamatkan nyawa dengan memastikan pasokan kritis tersedia saat dibutuhkan.