Saat matahari menetes menjadi siang atau redup menuju malam, fotografer AP Michael Probst seringkali berburu pemandangan yang tenang di dekat rumahnya di Frankfurt, Jerman yang membuat merasa heran.
Alam menjadi hidup dalam warna kuning cerah dari lebah yang sarat serbuk sari mendekati bunga matahari atau anak angsa berkepala fuzzy yang menjulur dari bulu di punggung ibunya. Dua kuda Islandia bertaring dengan janggutnya berlaga-laga menggigit satu sama lain sambil mata besar mereka tampak terpaku pada lensa kamera.
Probst, yang telah bekerja untuk The Associated Press selama 30 tahun, berfokus untuk menemukan perspektif yang berbeda dalam hidup setelah ketiga anaknya sudah dewasa dan dia bisa bekerja di pagi atau malam hari ketika cahayanya terbaik.
“Saya pikir pasti ada hal lain dalam fotografi berita selain sepak bola, bisnis, dan konferensi pers pemerintah,” kata Probst. “Dengan semua masalah di dunia, saya ingin menunjukkan hal-hal baik.”
Diantara banyak gambar yang ia abadikan saat tidak sedang dalam tugas biasa: seekor babi hutan melompat-lompat melalui rerumputan yang lebat; seekor kelinci yang lincah berbalik dan melompat pergi; dan seekor bangau dengan sayapnya yang terbentang lebar terjun dari sarangnya.
Imej lingkungannya mungkin menunjukkan kehidupan liar tetapi tanda manusia tidak pernah jauh.
Sebuah lebah mendarat di atas kuncup kembang sepatu merah darah dengan pencakar langit kota menjulang di kejauhan. Satu pandangan lebih dekat pada lapangan di bawah kabut kuning jerami di saat fajar mengungkapkereta komuter. Foto dari drone mengungkapkan kolam berbentuk hati yang tersembunyi oleh rangkaian pohon dari mobil yang melaju melewati jalan raya di sampingnya.
Probst bisa butuh berjam-jam untuk mendapat bidikan yang tepat dan dapat memerlukan tantangan lain, seperti mendapatkan izin dari petani dan pemilik tanah untuk mengakses properti pribadi.
Probst bertujuan untuk bangun jam 4:30 pagi di musim panas untuk memotret matahari terbit. Di musim dingin, dia dapat bertahan dengan suhu dingin yang bisa mencapai minus 20 derajat Celsius.
Apakah sebuah foto bagus atau tidak, katanya, tergantung pada preferensi pribadi.
“Saya tidak pernah memikirkan mengapa foto bekerja,” katanya. “Saya suka atau tidak tanpa bisa menjelaskannya. Saya bergantung pada selera saya.”