Seorang wanita berjalan di depan Kremlin pada tanggal 23 September 2024. Pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan Rusia telah merangkul alat kecerdasan buatan untuk mencoba mempengaruhi pemilih Amerika menjelang pemilu November.
Rusia adalah aktor pengaruh asing paling produktif yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menghasilkan konten yang ditargetkan pada pemilihan presiden 2024, kata pejabat intelijen Amerika Serikat pada hari Senin.
Teknologi mutakhir ini memudahkan Rusia serta Iran untuk dengan cepat dan lebih meyakinkan menyesuaikan konten yang seringkali polarisasi yang ditujukan untuk mempengaruhi pemilih Amerika, kata seorang pejabat dari Kantor Direktur Intelijen Nasional, yang berbicara dengan anonim kepada para wartawan dalam sebuah briefing.
“Komunitas intelijen menganggap AI sebagai akseleran pengaruh jahat, belum lagi alat pengaruh revolusioner,” kata pejabat tersebut. “Dengan kata lain, operasi informasi adalah ancaman, dan AI adalah penyokong.”
Pejabat intelijen sebelumnya mengatakan mereka melihat AI digunakan dalam pemilu di luar negeri. “Pembaruan kami hari ini membuat jelas bahwa ini sekarang sedang terjadi di sini,” kata pejabat ODNI.
Operasi pengaruh Rusia telah menyebar gambar sintetis, video, audio, dan teks secara online, kata pejabat. Termasuk konten yang dihasilkan AI “tentang dan tentang tokoh-tokoh Amerika Serikat terkemuka” dan materi yang berusaha untuk menekankan isu-isu perpecahan seperti imigrasi. Pejabat mengatakan itu sesuai dengan tujuan lebih luas Kremlin untuk mendukung mantan Presiden Donald Trump dan mencemarkan nama Wakil Presiden Kamala Harris.