Lebanon Mengatakan Hezbollah Menunjukkan Fleksibilitas Mengenai Gencatan Senjata dengan Israel

Hezbollah telah menunjukkan fleksibilitas terkait proposal gencatan senjata dengan Israel, menurut Menteri Ekonomi Lebanon, ketika kekuatan dunia berusaha mencegah perang antara keduanya. Menurut Menteri Perdagangan dan Ekonomi Amin Salam, “Kami merasa ada banyak fleksibilitas dalam 24 jam terakhir dari pihak Hezbollah.” AS, negara-negara Eropa, dan negara-negara Arab menyerukan gencatan senjata tiga minggu antara Israel dan Hezbollah yang didukung Iran dalam sebuah kesepakatan yang dapat mencegah serangan darat Israel di selatan Lebanon dan membantu mengakhiri perang Israel-Hamas di Gaza. Salah satu elemen kunci dari kesepakatan tersebut akan memungkinkan puluhan ribu warga Israel dan Lebanon yang terdisplaced kembali ke rumah mereka di daerah perbatasan Israel-Lebanon.

Telah terdapat “pesan-pesan sangat positif dari Hezbollah dengan niat untuk menghindari eskalasi,” kata Salam. Dia telah berkomunikasi dengan Hezbollah dan pihak lain “pesan-pesan yang sangat serius tentang dampak dari perang penuh skala tersebut terhadap Lebanon.” Tidak ada kabar dari Hezbollah apakah kelompok militan tersebut akan setuju dengan kesepakatan dan menghentikan penembakan roket dan misil ke Israel. Selain itu, beberapa politisi sayap kanan Israel mengatakan pemerintah mereka tidak bisa setuju dengan gencatan senjata dan membiarkan Hezbollah berkumpul kembali.