Enam imigran tewas ditembak dekat perbatasan Guatemala saat pasukan tentara Mexico membuka api.

Meksiko CITY (AP) – Enam migran tewas setelah tentara Meksiko membuka tembakan pada truk yang melarikan diri di dekat perbatasan dengan Guatemala, Departemen Pertahanan Meksiko mengatakan pada Rabu.

Departemen tersebut menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tentara mengklaim mereka mendengar tembakan saat truk dan dua kendaraan lain mendekati posisi mereka pada Senin malam di negara bagian selatan Chiapas, dekat kota Huixtla.

Dua tentara membuka tembakan pada truk, yang membawa migran dari Mesir, Nepal, Kuba, India, Pakistan, dan setidaknya satu negara lainnya. Tentara kemudian mendekati truk dan menemukan empat migran tewas, dan 12 terluka.

Dua dari yang terluka kemudian meninggal akibat lukanya. Tidak ada informasi segera tentang kondisi 10 lainnya. Departemen tidak menyebutkan apakah migran tewas akibat tembakan tentara, atau apakah ada senjata ditemukan di truk.

Ada 17 migran lainnya di dalam truk yang tidak terluka. Kendaraan tersebut membawa total 33 migran. Kawasan tersebut merupakan jalur umum untuk penyelundupan migran, yang sering dipadatkan ke truk barang yang penuh sesak.

Departemen mengatakan dua tentara yang membuka tembakan dicopot dari tugas selama penyelidikan. Di Meksiko, setiap insiden yang melibatkan warga sipil tunduk pada penuntutan sipil, tetapi tentara juga dapat menghadapi pengadilan militer untuk pelanggaran itu.

Ini bukan kali pertama pasukan Meksiko membuka tembakan pada kendaraan yang membawa migran di daerah itu, yang juga menjadi objek pertempuran wilayah antara kartel narkoba yang berseteru.

Di daerah yang sama pada tahun 2021, Garda Nasional semi-militer membuka tembakan pada truk pikap yang membawa migran, menewaskan satu dan melukai empat.

Irineo Mujica, seorang aktivis hak migran yang sering mendampingi karavan migran di wilayah Chiapas, mengatakan dia meragukan apakah migran atau penyelundup mereka membuka tembakan.

“Sungguh tidak mungkin bahwa orang-orang ini akan menembaki tentara,” kata Mujica. “Banyak waktu, mereka berhasil dengan membayar suap.”

Jika kematian itu akibat tembakan tentara, seperti yang nampaknya terjadi, itu bisa menjadi malu besar bagi Presiden yang baru dilantik, Claudia Sheinbaum, yang mulai menjabat Selasa.

Meskipun kejadian terjadi beberapa jam sebelum Sheinbaum secara resmi menjadi presiden pada tengah malam Senin, dia telah mengikuti jejak mantan presiden Andrés Manuel López Obrador dalam memberikan kekuatan luar biasa kepada angkatan bersenjata dalam penegakan hukum, perusahaan milik negara, bandara, kereta, dan proyek konstruksi.

Tinggalkan komentar