Danish Prime Minister Mette Frederiksen mengumumkan bahwa Denmark akan mengirimkan seluruh artileri miliknya ke Ukraina. Pengumuman tersebut disampaikan dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Munich. Hal ini dilakukan karena Ukraina mengalami kekurangan amunisi yang parah. Frederiksen juga mengajak negara-negara Eropa lainnya untuk memberikan bantuan lebih banyak kepada Ukraina dalam melawan pasukan invasi Presiden Rusia, Vladimir Putin. “Mereka meminta kami untuk amunisi sekarang. Artileri sekarang. Dari pihak Denmark, kami memutuskan untuk mendonasikan seluruh artileri kami,” ujarnya.
Masalah kekurangan amunisi juga diakui oleh Brigadir Jenderal Oleksandr Tarnavskyi, yang mengatakan bahwa pasukan Ukraina kekurangan peluru artileri, terutama peluru pasca-Soviet. Dalam hal ini, kedatangan bantuan dari Denmark dan Republik Ceko dianggap sebagai kabar baik bagi Ukraina. Sejak invasi Rusia pada Februari 2022, Denmark telah menjadi pendukung utama Ukraina. Menurut Kiel Institute for the World Economy, komitmen bantuan militer negara Nordik ini meningkat sebesar 3,5 miliar euro, atau sekitar $3,8 miliar sejak November, membuatnya menjadi salah satu donor militer terbesar berdasarkan persentase GDP. Denmark telah berjanji memberikan bantuan militer sebesar 8,4 miliar euro, sekitar $9 miliar. Dengan paket bantuan AS sebesar $60 miliar yang terhenti di Kongres, dukungan Eropa menjadi semakin penting bagi Ukraina. Awal tahun ini, Uni Eropa setuju untuk memberikan paket bantuan baru sebesar 50 miliar euro, atau sekitar $53,9 miliar bagi Ukraina. “Ini mengunci pendanaan yang kuat, jangka panjang, dan dapat diprediksi bagi Ukraina. Uni Eropa sedang mengambil kepemimpinan dan tanggung jawab dalam mendukung Ukraina; kami tahu apa yang dipertaruhkan,” kata Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada waktu itu, seperti dilansir dari Reuters. Baca artikel asli di Business Insider