Otoritas pemilihan Kolombia membuka penyelidikan terhadap kampanye Presiden Petro untuk tahun 2022

JAKARTA, Kolombia (AP) — Otoritas pemilihan di Kolombia pada hari Selasa memutuskan untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran keuangan terhadap kampanye 2022 yang mengantarkan Presiden Gustavo Petro terpilih.

Penyelidikan yang akan dilakukan oleh Dewan Pemilihan Nasional akan difokuskan pada apakah kampanye tersebut melampaui batas pembiayaan. Badan pemilihan sebelumnya menunda memutuskan tentang penyelidikan ini, yang beberapa pihak, termasuk Petro, anggap sebagai motif politik dan ilegal.

Hasil dari penyelidikan ini bisa mengakibatkan denda bagi beberapa staf kampanye, termasuk auditor, bendahara, dan manajernya. Namun, ini tidak bisa langsung membawa kepada pemakzulan presiden.

Keputusan dewan tersebut datang setelah dua dari 10 hakimnya menyajikan laporan yang menuduh kampanye presiden Petro melampaui batas keuangan sebesar sekitar $1,2 juta. Petro telah membantah tuduhan tersebut, yang menurutnya merupakan upaya awal oleh lawannya untuk menjatuhkannya dari jabatan.

Petro sebelumnya tahun ini menggambarkan penyelidikan ini sebagai “kudeta ala Kolombia.”

Sepuluh hakim dewan ini dipilih oleh Kongres dan mewakili berbagai partai politik. Setidaknya dua di antaranya berasal dari partai Petro.

Kemungkinan adanya penyelidikan terhadap presiden menimbulkan debat politik dan hukum mengenai kekuasaan dewan dan imunitas presiden.

Di Kolombia, hanya sebuah komisi dari Dewan Perwakilan Rakyat yang bisa menyelidiki presiden. Namun, Dewan Negara bulan lalu memutuskan bahwa imunitas presiden tidak mencegahnya dari diselidiki oleh badan pemerintah lain seperti Dewan Pemilihan Nasional, yang hanya bisa memberlakukan denda keuangan. Dewan Negara tetap menyatakan bahwa hanya Kongres yang bisa memakzulkan presiden.

Tidak ada presiden di Kolombia yang telah dipecat dari jabatan dalam sidang politik di Kongres dalam 30 tahun terakhir.

Pengacara Petro, Hector Carvajal, bulan lalu mengatakan kepada sebuah stasiun radio bahwa dia telah mengajukan banding ke Dewan Negara untuk mempertimbangkan kembali keputusannya dan menjelaskan bahwa imunitas presiden itu menyeluruh, sehingga ia tidak bisa diselidiki oleh otoritas pemilihan. Carvajal memperingatkan bahwa jika otoritas pemilihan membuka penyelidikan, ia akan mengajukan banding ke Mahkamah Konstitusi Kolombia dan juga akan mengajukan ke Komisi Hak Asasi Manusia Amerika.

Tinggalkan komentar