Australia akan meningkatkan produksi rudal setelah China menguji ICBM di Pasifik | Berita Militer

Australia akan meningkatkan kemampuan pertahanan rudal dan serangan jarak jauh ketika wilayah Asia Pasifik memasuki ‘era rudal’.
Australia akan meningkatkan kemampuan pertahanan rudal setelah uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) China di Pasifik Selatan menimbulkan “kekhawatiran besar” dan ketika wilayah Asia Pasifik memasuki “era rudal”.
Australia berencana untuk meningkatkan kemampuan pertahanan rudal dan serangan jarak jauh, dan akan bekerja sama dengan mitra keamanan Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan dalam memperhatikan stabilitas regional, demikian disampaikan oleh Menteri Pertahanan Industri Australia, Pat Conroy, dalam pidatonya pada hari Rabu.
“Mengapa kita perlu lebih banyak rudal? Persaingan strategis antara Amerika Serikat dan China adalah fitur utama lingkungan keamanan Australia,” kata Conroy di National Press Club di Canberra.
“Persaingan tersebut paling tajam di wilayah kita, Indo-Pasifik,” katanya.
Conroy mengatakan wilayah tersebut berada di ambang era baru rudal, di mana rudal juga merupakan “alat tekanan”.
Dia juga menyoroti uji coba China dalam menembakkan ICBM pada bulan September yang menempuh jarak lebih dari 11.000km untuk mendarat di Samudera Pasifik di timur laut Australia.
“Kami menyatakan kekhawatiran yang signifikan terkait uji coba rudal balistik tersebut, terutama masuknya ke Pasifik Selatan mengingat Traktat Rarotonga yang menyatakan bahwa Pasifik harus menjadi zona bebas senjata nuklir,” katanya kepada wartawan sebagai jawaban atas pertanyaan.
Australia akan mendeploykan rudal SM-6 pada armada kapal perusak angkatan lautnya untuk memberikan pertahanan terhadap rudal balistik, tambahnya.
Australia termasuk dalam sejumlah negara Asia Pasifik yang secara dramatis meningkatkan pengeluaran pertahanan.
Pada bulan April, Australia mengumumkan strategi pertahanan yang melibatkan kenaikan drastis dalam pengeluaran untuk melawan kerentanannya terhadap musuh yang mengganggu perdagangan atau mencegah akses ke rute udara dan laut vital.
Selain secara cepat mengembangkan armada permukaan, Australia berencana mendeploykan kapal selam bertenaga nuklir yang bersifat rahasia dalam perjanjian tiga pihak dengan Amerika Serikat dan Britania Raya yang dikenal sebagai AUKUS.
Puluhan ini, Australia mengumumkan kesepakatan senilai 7 miliar dolar Australia dengan AS untuk mengakuisisi rudal jarak jauh SM-2 IIIC dan SM-6 Raytheon untuk angkatan lautnya.
Australia sebelumnya telah mengatakan akan menghabiskan 74 miliar dolar Australia untuk akuisisi rudal dan pertahanan rudal dalam satu dekade ke depan, termasuk 21 miliar dolar Australia untuk mendanai Australian Guided Weapons and Explosive Ordnance Enterprise, kemampuan manufaktur domestik baru.
“Kita harus menunjukkan kepada lawan potensial bahwa tindakan musuh terhadap Australia tidak akan berhasil dan tidak bisa dipertahankan jika konflik berlangsung lama,” kata Conroy dalam pidatonya.
“Dalam dunia yang ditandai oleh gangguan rantai pasokan dan kerapuhan strategis, Australia tidak hanya perlu mengakuisisi lebih banyak rudal tetapi juga untuk membuat lebih banyak di sini, di dalam negeri,” katanya.
Australia akan menghabiskan 316 juta dolar Australia untuk mendirikan pembuatan lokal Sistem Peluncuran Roket Multiple (GMLRS), dalam kemitraan dengan Lockheed Martin, untuk memproduksi senjata permukaan-ke-permukaan yang dapat dikerahkan dengan cepat untuk diekspor, mulai dari tahun 2029. Pabrik tersebut akan mampu memproduksi 4.000 GMLRS setiap tahun, atau seperempat dari produksi global saat ini, ujar Conroy.
Thales dari Prancis juga akan mendirikan manufaktur Australia untuk amunisi artileri 155mm M795, yang digunakan dalam meriam howitzer, di fasilitas amunisi yang dimiliki pemerintah Australia di kota kecil Benalla di Victoria. Ini akan menjadi tempa penempaan yang ditujukan di luar AS pertama kali, dengan produksi dimulai pada 2028, dan kapasitas untuk meningkat hingga memproduksi 100.000 butir setiap tahun.
Pada bulan Agustus, Australia mengumumkan akan bersama-sama memproduksi rudal serangan jarak jauh dan Joint Strike Missiles dengan Kongsberg Defence & Aerospace Norwegia di kota Newcastle di pantai timur Australia, satu-satunya lokasi di luar Norwegia.

Tinggalkan komentar