Sebuah penembakan terkait perdagangan narkoba di kota barat Prancis Poitiers meningkat menjadi keributan pada Kamis malam melibatkan hingga 600 orang, kata otoritas Prancis. Lima orang terluka parah dalam penembakan drive-by di sebuah restoran di kota itu, termasuk seorang remaja berusia 15 tahun yang dibiarkan dalam kondisi kritis setelah ditembak di kepala, sumber polisi memberitahu AFP. Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau menggambarkan insiden tersebut sebagai tanda alarm kekerasan terkait narkoba meningkat di negara itu. Itu menyusul penembakan di kota barat laut Rennes minggu lalu yang menewaskan seorang bocah lima tahun. “Penembakan ini tidak terjadi di Amerika Selatan, mereka terjadi di Rennes, di Poitiers, di bagian barat Prancis yang dulu dikenal karena ketenangannya,” kata Retailleau kepada jaringan BFMTV. “Kita berada di titik kritis dan pilihan yang kita miliki hari ini adalah pilihan antara mobilsasi umum atau Meksikalisasi negara ini,” katanya, merujuk pada masalah luas yang dialami oleh Meksiko dengan kejahatan jalanan dan kekerasan yang dilakukan oleh kartel narkoba. Wali kota Poitiers menyebutnya “episode kekerasan baru yang tidak dapat diterima untuk lingkungan sekitar”. Tembakan ditembak dari mobil yang lalu, melukai beberapa anak muda, kata sumber polisi. Foto-foto dari tempat kejadian di Place de Coimbra, sebuah area kota yang dikenal karena kejahatan terkait narkoba, menunjukkan fasad restoran dipenuhi lubang peluru. Penembakan tersebut kemudian memicu pertarungan antara kelompok saingan di area tersebut, menurut polisi. “Ketegangan antara kelompok-kelompok meletus, memerlukan intervensi polisi dan gendarmerie,” kata polisi regional Vienne dalam sebuah pernyataan. Retailleau mengatakan “400 hingga 600” orang terlibat dalam kerusuhan. Dia dijadwalkan mengunjungi Rennes, ibu kota Brittany, pada Jumat menyusul penembakan pada 26 Oktober, di mana seorang bocah lima tahun yang duduk di dalam mobil ditembak di kepala. Otoritas mengkonfirmasi tembakan itu juga terkait dengan narkoba. Perdagangan narkoba di Prancis selama ini dianggap berpusat di kota pelabuhan selatan Marseille, di mana setidaknya 17 pembunuhan terkait narkoba dilaporkan sejak awal tahun. Tetapi para peneliti mengatakan pengaruh perdagangan narkoba di Prancis dalam beberapa tahun terakhir telah menyebar di luar pusat-pusat utama Marseille dan Paris ke kota-kota berukuran sedang dan bahkan daerah pedesaan.