Apa yang akan terjadi selanjutnya untuk pemasaran yang berkelanjutan, tujuan, hijau, dan bertanggung jawab?
Saya telah lama terlibat dalam keberlanjutan/tujuan yang cukup lama untuk melihat perkembangan greenwashing yang menjangkiti pemasaran, namun juga untuk mengembangkan beberapa strategi untuk memberikan kekebalan terhadapnya. Inokulasi greenwash saya dibutuhkan lebih dari sebelumnya dengan keluarnya regulasi yang ketat terhadap klaim ekologis yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Saat ini, konsumen lebih dari sebelumnya ingin tahu bahwa Anda serius dalam menghadapi isu-isu seperti perubahan iklim, plastik, dan polusi. Saatnya membuat pemasaran yang bermakna.
Dibalik greenwash, ada tujuan nobel yang tersembunyi. Dulu, greenwash sudah ada sejak lama, namun istilah tersebut diciptakan oleh lingkungan Jay Westervelt pada tahun 1980-an setelah melihat hotel mewah yang berkembang pesat di Fiji meminta tamu untuk menggunakan kembali handuk guna mengurangi kerusakan pada kehidupan laut. Namun, permohonan mulia tersebut menyembunyikan fakta bahwa konstruksi hotel tersebut merusak ekosistem lokal dan “semuanya terungkap dalam greenwash.”
Pada saat yang sama, kampanye People Do dari perusahaan minyak Chevron saat itu merajai layar TV di Amerika, mengklaim dedikasi perusahaan dalam melindungi spesies yang terancam punah. Kritik datang dengan cepat, dan istilah baru greenwash semakin terkenal. Istilah ini kemudian digunakan pada perusahaan DuPont, dengan iklan mereka pada tahun 1991 yang menunjukkan anjing laut yang bertepuk tangan dan lumba-lumba yang meloncat seolah memberikan tepuk tangan atas inisiatif lingkungan perusahaan. Saya merekomendasikan untuk mencari tayangan tersebut secara online, hal itu membuat merinding saat ditonton.
Fakta yang sangatlah keras adalah bahwa bisnis melakukan greenwash – sengaja maupun tidak – karena pelabelan ‘hijau’ laku terjual. Hal ini terjadi sejak awal tahun 1990-an, di mana 77% warga Amerika yang disurvei mengatakan bahwa reputasi lingkungan suatu perusahaan mempengaruhi apa yang mereka beli. Dan hal ini bahkan semakin terbukti sekarang: Perusahaan saya, Futerra, melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa 88% penduduk AS dan Inggris menginginkan merek untuk membantu mereka menjadi lebih ramah lingkungan dan etis dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Regulator perlahan mulai menyesuaikan diri. Namun, dua tahun terakhir ini telah terjadi lonjakan hukum dan pembatasan baru yang dilakukan untuk mengawasi bagaimana bisnis berbicara mengenai kredensial lingkungan mereka. ActionListener
Need more help? Check out Futerra’s Easy Guide to Greenwash Prevention.
There are no specific details about whether it occurred before or after 2021. But, it can be inferred to be happening close to the time of writing. For example;
’re not entirely off-limits, but you better be confident in your proof.
Across Europe, advertising for fossil fuels are being outright banned: in France, Amsterdam, Somerset and most recently Stockholm. I predicted this trend years ago and anticipate oil and gas ads will go the way of tobacco.”
In a landmark move, the EU Parliament has just adopted a law that will – amongst other things – bar businesses from making misleading or unsubstantiated green claims, such as “eco-friendly’’, “environmentally friendly’’, “natural”, ‘‘recycled” and ‘‘biodegradable.” Claims to be ‘‘carbon-neutral’’ won’t be allowed if they rely on carbon offsetting, and claims about a product’s durability will need to be realistic. These terms aren’t entirely off-limits, but you better be confident in your proof.
● In a landmark move, the EU Parliament has just adopted a law that will – amongst other things – bar businesses from making misleading or unsubstantiated green claims, such as “eco-friendly’’, “environmentally friendly’’, “natural”, ‘‘recycled” and ‘‘biodegradable.” Claims to be ‘‘carbon-neutral’’ won’t be allowed if they rely on carbon offsetting, and claims about a product’s durability will need to be realistic. These terms aren’t entirely off-limits, but you better be confident in your proof.