Krisis pemerintahan Jerman datang hanya beberapa jam setelah pemilihan Donald Trump sebagai presiden AS, dan saat Eropa berusaha keras membentuk respons bersatu terhadap isu mulai dari kemungkinan tarif baru AS hingga perang Rusia di Ukraina dan masa depan aliansi NATO. Hal ini juga terjadi pada saat yang krusial bagi Jerman, yang dihadapkan dengan ekonomi yang melambat, infrastruktur yang menua, dan militer yang belum siap. Sebuah guncangan politik dapat meningkatkan kefrustasian tumbuh terhadap partai mainstream Jerman demi keuntungan gerakan populist yang lebih muda, termasuk Alternatif untuk Jerman (AfD) yang anti-imigran dan sayap kanan jauh.