Tanni Grey-Thompson akan memimpin tugas tim tentang perjalanan udara bagi penumpang disabilitas | Disabilitas

Juara Paralimpiade Tanni Grey-Thompson akan memimpin sebuah taskforce baru yang dibentuk untuk meningkatkan pelayanan penerbangan bagi penumpang difabel, demikian diumumkan oleh Menteri Transportasi, Louise Haigh.

Taskforce tersebut akan menghabiskan sembilan bulan berbicara dengan penumpang difabel untuk menemukan hambatan terbesar dalam penerbangan udara, serta bekerja sama dengan industri penerbangan untuk menemukan solusi jangka pendek dan jangka panjang.

Permasalahan yang akan diteliti termasuk orang dibiarkan di pesawat tanpa bantuan tepat waktu, penanganan kursi roda yang buruk, serta kurangnya akses ke fasilitas toilet dan informasi.

Haigh menyatakan: “Setiap orang memiliki hak untuk bepergian dengan martabat dan sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa terbang adalah pengalaman yang dapat diakses, aman, dan menyenangkan bagi semua orang. Terlalu lama penumpang difabel tidak mendapat standar bantuan dan pelayanan yang mereka butuhkan. Itulah mengapa kami membawa bersama taskforce ahli ini untuk mendorong perubahan.”

“Kelompok ini akan membantu menghapus hambatan dan memberikan perbaikan yang berarti dan berkelanjutan untuk memastikan penumpang selalu menjadi prioritas utama.”

Taskforce ini akan melibatkan presenter dan juru kampanye aksesibilitas penerbangan Sophie Morgan, yang memerankan dokumenter Channel 4 Sophie Morgan’s Fight to Fly dan merupakan pendiri bersama dari Rights on Flights, sebuah kelompok disabilitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi penumpang udara dengan disabilitas.

“Tindakan ini adalah tonggak penting dalam perjuangan terus-menerus untuk hak di pesawat,” ujar Morgan. “Terlalu lama orang difabel menderita saat terbang dan sudah cukup.”

Kelompok ini akan bertemu untuk pertama kalinya later this month. Anggotanya akan mencakup perwakilan industri dari Jet2, Virgin Atlantic, Ryanair, BA, asosiasi agen perjalanan ABTA, penyedia bantuan dan bandara London Stansted, East Midlands, Manchester, dan Glasgow.

Lady Grey-Thompson sebelumnya telah melakukan kampanye mengenai masalah aksesibilitas transportasi. Pada bulan Agustus, beliau mengatakan bahwa ia terpaksa merangkak keluar dari kereta London North Eastern Railway (LNER) di stasiun King’s Cross di London dalam perjalanan ke Olimpiade Paralimpiade di Paris karena tidak ada staf yang ada di sana untuk membantunya.

Bulan berikutnya, koresponden keamanan BBC News Frank Gardner mengatakan bahwa ia terpaksa merangkak di lantai pesawat LOT Polish Airlines dalam penerbangan menuju Heathrow karena tidak ada kursi lorong untuk penumpang difabel.

LNER and LOT kemudian meminta maaf atas pelayanan yang buruk.

Grey-Thompson mengatakan: “Sangat penting bahwa hak setiap penumpang dilindungi di setiap aspek perjalanan mereka, sehingga mereka dapat bepergian dengan penghargaan yang mereka layak.”

Tinggalkan komentar