Menteri Pertahanan Israel yang baru, Israel Katz, menolak kesepakatan gencatan senjata dengan milisi Hezbollah pro-Iran di Lebanon, yang bertentangan dengan laporan media bahwa jeda pertempuran bisa segera terjadi setelah lebih dari setahun. “Di Lebanon tidak akan ada gencatan senjata dan tidak akan ada jeda,” ujar Katz di platform media sosial X pada hari Selasa, setelah melakukan diskusi dengan staf jenderal Israel. Katz berbicara tentang “aktivitas hebat dan kuat” yang dilakukan oleh militer Israel terhadap Hezbollah, menyebut pembunuhan pemimpinnya Hassan Nasrallah di antara hal-hal lain. Hal ini memberikan “gambaran kemenangan” bagi Israel, katanya, menambahkan bahwa aktivitas ofensif harus terus dilakukan. “Kami akan terus menghantam Hezbollah dengan kekuatan penuh sampai tujuan perang tercapai,” tambah Katz, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri luar negeri sebelum dilakukan reshuffle pekan lalu. Dia mengatakan bahwa Israel hanya akan setuju dengan penyelesaian jika itu memberikan hak kepada Israel untuk terus melawan terorisme di Lebanon dan memungkinkan pembubaran Hezbollah, serta penarikannya ke daerah di utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer dari perbatasan dengan Israel. Seorang pria berjalan melewati bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Lebih dari selusin serangan Israel menghantam pinggiran selatan Beirut, markas besar Hezbollah pro-Iran, semalam. Marwan Naamani/dpa Gedung-gedung terlihat hancur berat setelah serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut. Lebih dari selusin serangan Israel menghantam pinggiran selatan Beirut, markas besar Hezbollah pro-Iran, semalam. Marwan Naamani/dpa