Sebuah studi terbaru yang menyelidiki tingkat penggunaan ganja oleh pekerja di berbagai profesi menemukan bahwa karyawan di industri layanan makanan dan perhotelan paling sering melaporkan penggunaan ganja baru-baru ini. Penelitian tersebut, yang menganalisis data survei kesehatan federal yang dikumpulkan selama lima tahun, juga menemukan bahwa pekerja di bidang seni, desain, hiburan, olahraga, media, konstruksi, dan ekstraksi juga cenderung melaporkan tingkat penggunaan ganja yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan di profesi yang berbeda. Profesi yang melaporkan tingkat penggunaan ganja terendah termasuk penegak hukum, penyedia layanan kesehatan, dan profesional yang bekerja di bidang pendidikan dan perpustakaan.\
“Kami menemukan variasi besar dalam penggunaan ganja di seluruh industri dan profesi, mulai dari 0,5% di antara pekerja penegak hukum hingga 29,7% di antara pemandu tur dan perjalanan,” para penulis studi menulis, sesuai dengan laporan dari situs berita ganja online Marijuana Moment.
Studi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menganalisis data dari Behavioral Risk Factor Surveillance System (BRFSS) yang dikumpulkan oleh CDC antara 2016 dan 2020. Para peneliti hanya memasukkan respon dari mereka yang bekerja untuk upah, bekerja mandiri atau yang sudah menganggur kurang dari satu tahun. Studi ini, yang dipublikasikan secara online bulan lalu oleh American Journal of Public Health yang diulas oleh sesama peneliti, mencakup data dari 128.615 orang di 15 negara bagian termasuk Alaska, Colorado, Florida, Georgia, Idaho, Illinois, Maryland, Minnesota, Mississippi, Montana, New Hampshire, North Dakota, Rhode Island, South Carolina, dan Tennessee.
Data dianalisis menurut industri dan kelompok profesi
Menurut industri, tiga sektor dengan tingkat penggunaan ganja tertinggi “adalah akomodasi dan layanan makanan (20,7%); seni, hiburan, dan rekreasi (17,5%); dan konstruksi (15,9%),” demikian isi studi tersebut. “Tiga kelompok industri dengan prevalensi terendah adalah manajemen perusahaan dan perusahaan (5,4%); administrasi publik (3,7%); dan utilitas (3,4%).”
Para peneliti juga menganalisis data menurut kelompok profesi dan menemukan bahwa tiga kelompok dengan prevalensi pengunaan ganja tertinggi “adalah persiapan makanan dan pelayanan terkait (21,9%); seni, desain, hiburan, olahraga, dan media (17,0%); dan konstruksi dan ekstraksi (15,5%),” demikian dilanjutkan. “Tiga kelompok profesi dengan prevalensi terendah adalah pendidikan, pelatihan, dan perpustakaan (5,7%); praktisi kesehatan dan teknis (4,7%); dan layanan perlindungan (4,4%).”
“Prevalensi tertimbang penggunaan ganja dalam 30 hari terakhir di 15 negara bagian sekitar 10,7% untuk pekerja berusia 18 tahun ke atas,” tulis para peneliti dalam kesimpulannya.
Para penulis mencatat bahwa temuan studi ini cukup konsisten dengan data dari Survei Nasional Penggunaan Narkoba dan Kesehatan 2021, yang menemukan bahwa 13,0% responden berusia 12 tahun ke atas melaporkan menggunakan ganja dalam sebulan terakhir.
“Perkiraaan kami yang lebih rendah mungkin merupakan hasil dari membatasi analisis hanya pada orang dewasa yang bekerja (atau baru-baru ini bekerja),” para peneliti mencatat. “Selain itu, sampel NSDUH mencakup 19 negara bagian yang telah melegalkan ganja untuk penggunaan nonmedis. Hanya 2 dari 15 negara bagian dalam sampel kami yang telah melegalkan ganja nonmedis selama periode studi penuh.”
Para penulis menambahkan bahwa temuan studi ini menawarkan apa yang mereka deskripsikan sebagai “data dasar dan penggunaan ganja menurut industri dan profesi, yang dapat membantu merumuskan diskusi kebijakan dan riset di masa depan.”