Beirut, Lebanon – Utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Amos Hochstein, telah tiba di ibu kota Lebanon untuk melakukan pembicaraan seputar potensi kesepakatan gencatan senjata antara Hezbollah dan Israel.
Hal ini terjadi setelah periode yang melelahkan secara emosional bagi warga Lebanon karena optimisme dan kekhawatiran berlimpah.
Perancang grafis Diana Younes mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia hampir putus asa dan mencengkram segala harapan yang ada.
“Ya Allah, Hochstein, hentikan perang ini dan saya tidak menginginkan lebih dari itu. Khalas! Kami sungguh lelah, tapi kami mengucap ‘Hamdella’,” katanya.
Manuver Gencatan Senjata
Optimisme terhadap kesepakatan ini sempat surut kemudian bangkit pada hari Senin ketika Israel menghantam Beirut untuk ketiga kalinya dalam dua hari dan Axios melaporkan bahwa Hochstein sebenarnya tidak datang ke Lebanon untuk membicarakan kesepakatan seperti yang direncanakan.
Kemudian, dilaporkan bahwa Hochstein akhirnya berangkat dari AS ke Beirut.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan sedikit keraguan bahwa gencatan senjata akan membawa pada perdamaian yang langgeng dalam pidato di parlemen pada hari Senin.
“Yang penting bukanlah selembar kertas,” katanya kepada Knesset. “Untuk menjamin keamanan di utara, kita harus mengambil tindakan sistematis melawan serangan Hezbollah yang mungkin terjadi… Ini bukan hanya reaksi kami, tetapi kemampuan kami untuk mencegah kekuatan Hezbollah berkembang.”