Thailand diprediksi akan mengalami keuntungan sebesar $2miliar (£1.58miliar) bagi industri pariwisatanya setelah negara tersebut berhasil melewati RUU pernikahan yang hanya tinggal dua bulan lagi untuk disahkan.
Thailand menjadi negara pertama di Asia Tenggara dan ketiga di Asia, setelah Taiwan dan Nepal, yang mengakui pernikahan sesama jenis setelah raja memberikan persetujuan terhadap RUU kesetaraan pernikahan yang disahkan oleh parlemen awal tahun ini.
Undang-undang baru tersebut mengubah Kode Sipil dan Dagang Thailand, menggantikan istilah gender-spesifik seperti “pria dan wanita” dengan istilah gender-netral seperti “individu”.
Undang-undang tersebut disetujui oleh Raja Maha Vajiralongkorn pada bulan September dan akan mulai berlaku pada akhir Januari 2025.
Perusahaan perjalanan Agoda, yang didirikan di Phuket, Thailand, telah memprediksi bahwa dalam dua tahun setelah undang-undang tersebut berlaku, negara tersebut akan melihat peningkatan pendapatan pariwisata sebesar hampir US$2miliar setiap tahun.
Agoda memperkirakan akan ada tambahan empat juta wisatawan internasional setiap tahun ke Thailand.
Studi perusahaan tentang dampak ekonomi undang-undang terhadap industri pariwisata mengatakan bahwa lonjakan kunjungan tersebut dapat mendukung tambahan 152 ribu pekerjaan penuh waktu dan meningkatkan GDP Thailand sebesar 0.3 persen.