Raja Harald V dari Norwegia menerima pacemaker sementara di Malaysia pada hari Sabtu untuk membantunya kembali ke rumah, menurut Rumah Kerajaan Norwegia, setelah ia terinfeksi saat dalam perjalanan. Monarki berusia 87 tahun itu telah dirawat inap karena infeksi di sebuah rumah sakit di pulau Langkawi, Malaysia, senarai Kerajaan sebelumnya dalam seminggu. Keputusan pada Sabtu untuk memasang pacemaker diambil karena raja memiliki “denyut jantung rendah,” kata rumah tersebut dalam sebuah pernyataan, menyebut prosedur itu “berhasil.” Rencananya adalah untuk mengangkut monark kembali ke Norwegia dalam “beberapa hari mendatang,” kata Rumah Kerajaan. “Majestasnya dalam kondisi baik meski begitu masih memerlukan istirahat,” pernyataan tersebut menyebutkannya. Ditambahkan bahwa pacemaker sementara tersebut akan “membuat pulang lebih aman,” menurut Bjørn Bendz, dokter pribadi Raja Harald, yang bersam tmanung tersebut. Diantara para monark tertua yang masih memerintah di dunia, Raja Harald V dinobatkan pada tahun 1991 dan menjadi raja asli pertama negara sejak abad ke-14. Pemerintahanya bersamaan dengan lonjakan ekonomi di Norwegia yang didorong oleh minyak dan gas, serta kerajaan yang semakin terbuka kepada publik. Dalam keputusan yang kontroversial pada saat itu, pada tahun 1968 ia menikahi Sonja Haraldsen, seorang warga biasa dan putri pedagang pakaian. Keduanya melakukan kunjungan kenegaraan ke luar negeri, bahkan baru-baru ini pada tahun 2020. Namun baru-baru ini, Raja Harald telah mengalami masa-masa kesehatan yang buruk dan terkadang terlihat menggunakan alat bantu berjalan di hadapan publik. Pada tahun 2020, ia menjalani operasi jantung untuk mengganti katup yang dipasang pada tahun 2005, dan dalam beberapa bulan terakhir juga mengambil cuti sakit karena infeksi. Putranya, Pangeran Mahkota Haakon, telah mengambil banyak tugas kenegaraan sang monark selama absensinya. Raja dijadwalkan menghadiri pertemuan dewan negara pada tanggal 8 Maret, menurut kalender publiknya. Ketika sepupu keduanya dan monark terlama di Eropa, Ratu Margrethe II dari Denmark, tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan Desember, hal itu memicu spekulasi tentang masa depan sang raja. Namun, ia telah menyatakan bahwa dia tidak memiliki rencana untuk mengikuti langkah tersebut. “Saya sudah mengucapkan sumpah,” kata dia kepada wartawan di Oslo pada bulan Januari. “Itu berlangsung seumur hidup.”