Afrika Menua. Akankah Ini Menjadi Bom Populasi yang Nyata?

TOPSHOT – Para pelajar dari Sekolah Taman Kanak-Kanak dan Dasar Betel duduk dan membaca buku-buku di perpustakaan bergerak I-Read, Nigeria. (Foto oleh STEFAN HEUNIS/AFP via Getty Images)

AFP via Getty Images

Afrika adalah benua yang paling muda, dengan 70% dari Afrika sub-Sahara berusia di bawah 30 tahun. Dengan tingkat kelahiran yang tinggi dan penolakan terhadap kontrasepsi, jumlah penduduk muda akan terus bertambah. Investasi pada generasi muda sangat penting untuk transformasi benua ini, namun Afrika juga perlu mempersiapkan diri untuk jumlah penduduk yang semakin tua yang akan menimbulkan masalah baru dalam beberapa dekade ke depan.

Pada akhir abad ini, Afrika akan menjadi rumah bagi hampir 40% dari jumlah penduduk dunia, termasuk pertumbuhan 15 kali lipat dari orang dewasa yang lebih tua, dari 46 juta hari ini menjadi 694 juta. Kemajuan yang terus berlanjut dalam kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran menjanjikan pertumbuhan populasi dan umur panjang ini. Namun, fenomena demografis ini diperkirakan akan memberikan beban pada keluarga, komunitas, dan negara, dengan tingkat penyakit yang terkait dengan penuaan meningkat ke level tertinggi sepanjang sejarah.

Saat ini pun, orang yang lebih tua menghadapi tantangan serius. Studi menunjukkan bahwa banyak orang tua di Afrika sub-Sahara tidak dapat melakukan tugas-tugas penting dalam kehidupan sehari-hari tanpa bantuan orang lain. Orang-orang tua sering dihadapkan pada biaya yang melarang untuk layanan kesehatan, baik itu konsultasi, obat-obatan, tes diagnostik, atau perawatan, dan cenderung kurang mencari layanan kesehatan. Sungguh memilukan bahwa orang dewasa masih menghadapi isu-isu seperti perlakuan buruk, pencurian, dan pengabaian, bahkan setelah mereka mencapai tahap di mana mereka mengharapkan hak yang sama seperti orang lain.

Benua lain juga menghadapi tantangan dari penuaan populasi yang cepat. Namun, Afrika memiliki waktu dan kesempatan unik untuk mengembangkan kebijakan dan praktik yang akan meningkatkan kesehatan dan hasil kualitas hidup bagi demografi penuaan masa depannya. Perawatan kesehatan adalah kunci dalam persiapan ini. Nigeria, sebagai contoh, adalah ekonomi terbesar di Afrika, namun pengeluaran pemerintah untuk kesehatan rendah—di bawah empat persen dari anggarannya. Akibatnya, banyak orang yang tidak mampu mendapat perawatan berkualitas dikesampingkan. Seiring Afrika menjadi benua yang lebih makmur, harus mengelola pertumbuhan tersebut secara inklusif agar lebih banyak orang sehat, produktif, dan bahagia.

Negara-negara di Afrika dengan populasi muda yang besar siap untuk memberikan dorongan demografis kepada perekonomiannya. Orang muda Afrika saat ini umumnya optimis tentang masa depan, aktif di media sosial, dan menjadi sumber ide-inovasi. Namun, sayangnya, mereka sangat membutuhkan pekerjaan, mentor, dan cara lain untuk membantu mereka mencapai potensi mereka. Sudah waktunya bagi benua ini untuk memanfaatkan kekuatan kolaborasi lintas generasi. Memasukkan orang muda dan orang dewasa ke dalam lingkungan kerja bersama akan menguntungkan para pengusaha Afrika dan karyawan mereka yang beragam usia. Merangsang semangat kewirausahaan juga penting, menurut Brookings, karena semakin banyak pemuda Afrika yang ingin memulai bisnis mereka sebagai pengusaha. Orang dewasa dapat berpartisipasi dalam hubungan mentoring atau bergabung dengan rekan-rekan mereka yang lebih muda sebagai mitra bisnis. Saat orang muda memasuki pasar kerja, pengusaha dan pemerintah harus mengembangkan kebijakan cerdas bagi pekerja dari segala usia. Isu lain yang dapat meningkatkan kewirausahaan termasuk akses pendanaan, infrastruktur yang memadai, dan budaya inovasi.

FEZ, MOROCCO – 20 JUNI : Anak-anak di pasar tradisional Maroko atau souk di bagian lama Fez Medina. (Foto oleh Frédéric Soltan/Corbis via Getty Images)

Corbis via Getty Images

Mendidik warga untuk merangkul proses penuaan dan meningkatkan kesadaran atas tantangan dan peluang dari tahap-tahap akhir kehidupan juga harus menjadi prioritas. Dapat ditekankan kembali bahwa masyarakat Afrika harus lebih banyak berinvestasi dalam kesehatan dan kesejahteraan. Beberapa contoh termasuk memberdayakan orang dewasa dengan keterampilan pemecahan masalah dan mendorong orang dari segala usia—terutama pemuda—untuk berhenti merokok, aktif secara fisik, minum sedikit atau dengan bijak, dan membuat pilihan makanan sehat.

Masyarakat Afrika menghargai memiliki anak untuk menjaga garis keturunan keluarga dan memberikan status sosial. Namun, itu tidak boleh berakhir di situ. Afrika memiliki cara lain untuk memastikan transisi ke penuaan populasi sukses. Peluang itu adalah dengan memanfaatkan budaya—dengan penuh hormat terhadap orang dewasa. Para tetua Afrika adalah anggota penting dalam komunitas mereka. Mereka memiliki tempat pengaruh dan dicari untuk kebijaksanaan dan panduan oleh teman sebaya, generasi muda, dan masyarakat.

Desmond Tutu, Uskup dan teolog Afrika Selatan, telah mengungkapkan sikap ini dengan kata-kata: “Saat kita semakin tua, hak-hak kita tidak berubah. Saat kita semakin tua, kita tidak kurang manusiawi dan tidak boleh menjadi tak terlihat.” Waktunya untuk bertindak adalah sekarang.