Seorang aktivis Ghana yang ditangkap karena mengorganisir protes tiga hari terhadap penambangan ilegal akhir pekan lalu telah dilarikan ke rumah sakit untuk menerima perawatan medis mendesak.
Tim hukum Oliver Barker-Vormawor mengatakan dia tidak menerima perhatian medis tepat waktu dari polisi setelah dia mengatakan kepada mereka bahwa dia “sangat sakit” pada hari Selasa.
Polisi Ghana membantah tuduhan ini, mengatakan bahwa Tuan Vormawor dan seorang peserta protes lainnya yang ditahan sedang menerima perawatan di rumah sakit polisi.
Penambangan emas ilegal, yang dikenal secara lokal sebagai galamsey, merajalela di Ghana dan telah disalahkan karena mencemari lebih dari 60% badan air Ghana.
Aktivis yang berpendidikan di Universitas Cambridge Inggris, ditangkap akhir pekan lalu bersama dengan lebih dari 40 orang lain setelah bentrokan dengan polisi. Dia dijadwalkan untuk tampil di pengadilan pada hari Rabu.
Beberapa peserta protes mengatakan bahwa mereka telah ditolak makanan dan air sejak mereka ditahan pada hari Sabtu. Polisi tidak memberikan komentar tentang hal ini.
Tuan Vormawor juga membantu mengorganisir demonstrasi serupa dengan tagar #FixTheCountry untuk memprotes krisis biaya hidup tahun lalu.
Pada hari Selasa, pengadilan di Ghana menyatakan selama 39 peserta protes dalam tahanan polisi, sementara 11 dari mereka akan tetap dalam tahanan penjara selama dua minggu.
Kelompok pengacara telah mengajukan petisi terhadap polisi di Komisi Hak Asasi Manusia dan Keadilan Administratif karena melanggar hak-hak para peserta protes.
Banyak warga Ghana mengutuk penangkapan dan penahanan berkelanjutan para peserta protes dan menuntut pembebasan segera dengan menggunakan tagar #FreeTheCitizens yang sekarang sedang tren di media sosial.
Salah satu pengacara yang mewakili para peserta protes, Prince Ganaku, mengungkapkan kejutan atas perlakuan yang mereka terima.
“Perilaku polisi ini mengingatkan pada zaman pemerintahan militer, di mana hak asasi manusia dianggap sebagai saran semata,” katanya kepada BBC.
Banyak peserta protes tergerak untuk protes terhadap penambangan ilegal karena ancaman yang mengintai.
Penambangan ilegal telah memaksa perusahaan air negara itu untuk menutup pabrik pengolahan air dan mengalokasikan air di bagian selatan Ghana.
Para analis mengatakan negara itu bisa impor air pada tahun 2030 jika tidak ada tindakan yang diambil untuk menangani masalah ini.
Presiden Nana Akufo-Addo telah memerintahkan penempatan polisi dan militer untuk menindak tegas para penambang ilegal. Pendekatan serupa digunakan pada tahun 2017 tetapi tidak menyelesaikan masalah.
Penyelidikan BBC menemukan bahwa sebagian besar penambang ilegal telah memindahkan operasinya pada larut malam, yang telah menyulitkan upaya untuk menangani mereka.
Cerita Ghana lainnya dari BBC:
Kunjungi BBCAfrica.com untuk lebih banyak berita dari benua Afrika.
Ikuti kami di Twitter @BBCAfrica, di Facebook di BBC Africa atau di Instagram di bbcafrica
Podcast BBC Africa