Anak-anak yang kritis diperbolehkan meninggalkan Gaza untuk pertama kalinya sejak Mei.

Para pejabat Israel dan Palestina mengatakan bahwa setidaknya 19 anak sakit, kebanyakan pasien kanker, diizinkan untuk meninggalkan Gaza untuk perawatan medis hari Kamis. Operasi ini dilakukan dengan koordinasi bersama Amerika Serikat, Mesir, dan masyarakat internasional. Keseluruhan, 68 orang — para pasien sakit dan terluka serta pendamping mereka — diizinkan untuk pergi. Menurut WHO, lebih dari 10.000 orang sakit dan terluka di Gaza memerlukan perawatan darurat di luar wilayah tersebut. Beberapa di antaranya adalah korban serangan udara, pasien kanker, anak-anak dengan penyakit berbahaya, dan orang tua yang memerlukan operasi jantung terbuka. Meskipun Gaza telah lama terkekang oleh blokade Israel-Mesir yang membatasi Hamas, Rafah kemudian ditutup setelah militer Israel merebut perbatasan pada bulan Mei. Mesir juga menutup bagian perlintasannya sebagai protes. Salah satu anak yang dievakuasi pada Kamis adalah seorang bayi berusia 10 bulan bernama Sadeel Hamdan. Keluarganya merasakan haru campur sedih ketika meninggalkan Gaza, terutama saudara-saudaranya yang tidak diizinkan ikut serta.