Selama tujuh minggu ini, pengadilan Jerman telah menghukum pemimpin sayap kanan Björn Höcke karena menggunakan slogan Nazi yang dilarang. Ini adalah kali kedua dia dihukum karena hal yang sama. Keputusan pengadilan ini merupakan sebua langkah mundur bagi Höcke, terutama saat ekstremis kanan semakin kuat di Eropa. Setelah melalui sidang tiga hari, Höcke dinyatakan bersalah dan didenda 16.900 euro karena menggunakan slogan terlarang tersebut. Hal ini terjadi setelah dia sebelumnya didenda 13.000 euro karena menggunakan slogan tersebut dalam pidato kampanye tahun lalu. Hakim di kota Halle menemukan bahwa Höcke dengan sengaja meminta pendukungnya untuk melengkapi slogan itu, yang dulunya diukir di pisau sayap paramiliter Nazi. Meskipun terdakwa dan pengacaranya menyangkal mengetahui sejarah gelap frase tersebut, pengacara terdakwa kali ini berargumen bahwa frase tersebut seharusnya tidak dilarang. Meski video yang disajikan sebagai bukti menunjukkan Höcke mengarahkan kerumunan untu melengkapi frase itu, pengacaranya juga berpendapat bahwa reaksi kerumunan tersebut tidak terduga. Dalam pernyataan penutupnya selama setengah jam, Höcke, salah satu suara paling ekstrim di partai kanan jauh, mengatakan bahwa sidang ini didorong oleh motif politik dan bertujuan untuk membungkam pidato politiknya. Dia juga meminta partainya untuk melakukan investigasi parlementer terhadap sistem keadilan negara bagian. AfD mendapat keuntungan yang solid selama pemilihan untuk Parlemen Eropa, yang tidak memiliki konsekuensi langsung pada pemerintah federal atau negara bagian di Jerman. Namun, ini dianggap sebagai barometer suasana hati di negara itu. Partai kanan jauh memenangkan 15,9 persen suara di seluruh Jerman. Di negara bagian Thuringia, di mana Höcke memimpin partai tersebut, mereka meraih 30,7 persen – 7,5 persen lebih tinggi dari pesaing mainstream terdekat mereka. AfD berpotensi mendapat keuntungan signifikan dalam pemilihan negara bagian pada bulan September mendatang.