Saat ini, para diktator sedang bekerja sama dalam perjuangan global untuk meruntuhkan demokrasi. Dalam bukunya yang baru, “Autocracy, Inc.: The Dictators Who Want to Run the World,” Anne Applebaum menjelaskan bahwa ada “jaringan keuntungan” yang ada di antara berbagai negara otoriter, termasuk Rusia, China, Korea Utara, Turki, Hungaria, dan Venezuela, antara lain. Aliansi di antara otoritas global ini berpusat pada isu pengaruh militer, kleptokrasi, dan mengalahkan demokrasi.
Anne Applebaum berharap bukunya dapat membantu melibatkan kembali orang-orang yang mungkin telah menjadi sinis terhadap proses politik. Applebaum mengatakan bahwa “apa yang diinginkan para otoriter — apakah itu dalam politik Amerika atau dalam politik Rusia atau dalam politik China — adalah agar Anda tidak terlibat. Mereka ingin Anda menarik diri.” Applebaum ingin meyakinkan orang-orang bahwa ide-ide penting, dan bahwa kita harus mempertahankan sistem politik kita jika kita ingin mempertahankannya.
Dalam perang Rusia di Ukraina, Putin berusaha menunjukkan bahwa ia tidak peduli lagi dengan dunia yang diciptakan pada tahun 1945. Dia tidak peduli dengan Piagam PBB. Lavrov mengatakan bahwa perang ini adalah tentang tatanan dunia baru.
Applebaum juga menyoroti bagaimana Putin memberikan contoh bagi pemimpin lain untuk menggunakan uang sebagai cara untuk memperoleh kekuasaan. Dia menyebut bahwa para diktator modern juga mulai memahami bahwa mereka dapat menggunakan surga pajak atau menyaring uang mereka melalui bank-bank Barat untuk menyembunyikan uang, yang kemudian menjadi sesuatu yang ditiru di seluruh dunia.
Applebaum juga membahas konsep “information laundering” yang digunakan oleh negara-negara otoriter untuk menyebarkan narasi autoriter mereka ke seluruh dunia. Mereka berinvestasi secara besar-besaran dalam media informasi untuk mencapai tujuan mereka.
Selain itu, Applebaum juga mengkritik strategi otoriter yang mengandalkan kebohongan untuk mengontrol narasi politik. Dia menyoroti bahwa kebohongan konstan menciptakan sikap apatis dan skeptisisme dalam masyarakat, sehingga menghalangi keterlibatan politik yang lebih aktif.
Selain itu, Applebaum juga membahas bagaimana argumen politik telah berubah dari kebijakan menjadi perang budaya, di mana demagog dan individu yang pandai dalam membangkitkan emosi lebih mudah memenangkan argumen. Politik saat ini lebih banyak berfokus pada pertanyaan eksistensial dan perang budaya, yang menjadi medan tempur bagi demagog dan individu yang mampu menciptakan emosi.