Di pagi hari tanggal 24 Agustus, ketika waktu mundur, tim peledak itu berteriak sebagai peringatan lima menit, kemudian peringatan satu menit, diikuti dengan suara sirene yang tajam. Untuk aktivis Elouise Brown, ledakan itu sudah lama dinanti-nantikan.
“Aku merasa merinding di seluruh tubuhku,” katanya. “Aku bilang kepada keluargaku, betapa bagusnya memulai pagimu. Betapa berkatnya.”
Christina Aspaas, seorang pekerja listrik di tambang batubara, menonton video ledakan itu kemudian hari di media sosial.
“Ini hanya mengingatkan kenangan,” katanya, sambil menghapus air matanya. “Masa kecilku, ayahku, ibuku.”
Aspaas memposting beberapa kata online untuk menghormati generasi pekerja Navajo yang telah bekerja keras di tambang batubara.
“Kita begitu menganggap enteng mereka,” katanya. “Aku hanya ingin mereka tahu bahwa aku mengingat kalian.”
Detonasi dan gelombang kejut mendorong penonton ke belakang, dan kemudian, dalam gerak lambat, kolom-kolom itu tampak jatuh, beton larut ke udara.
Dibutuhkan kurang dari satu menit untuk meruntuhkan cerobong asap.
Diperlukan bertahun-tahun, mungkin puluhan tahun, bagi komunitas Navajo untuk menerima apa yang telah mereka dapatkan dan apa yang sudah hilang.