Apa arti vonis bersalah Trump untuk pemilihan 2024

Sebagai seorang mantan atau presiden AS yang sedang menjabat pertama kalinya yang dinyatakan bersalah atas suatu kejahatan. Dia juga menjadi calon utama partai yang menjadi narapidana. Sambil merencanakan banding dalam kasus uang suap, Trump menunggu vonis pada 11 Juli yang dalam teori bisa melibatkan hukuman penjara dan denda besar, tidak terlalu dini untuk mempertimbangkan dampak politiknya.

Ini akan sulit, namun, mengingat ini belum pernah terjadi sebelumnya. “Kami sering melihat sejarah untuk mencari tahu tanda-tanda apa yang akan terjadi,” kata Jeffrey Engel, direktur Center for Presidential History di Southern Methodist University. “Tapi tidak ada catatan yang mendekati hal ini.”

Trump memastikan diri sebagai calon presiden dari Partai Republik awal tahun ini dan dijadwalkan akan dinobatkan di konvensi partai hanya beberapa hari setelah vonisnya. Survei menunjukkan dia berada pada persaingan statistik yang ketat dengan Presiden Joe Biden dan mempertahankan keunggulan tipis di banyak negara bagian yang akan menentukan pemilihan. Namun, survei juga memberikan bukti bahwa vonis ini mungkin mengubah semuanya.

Dalam survei keluaran yang dilakukan selama pendahuluan Republikan musim dingin ini, jumlah pemilih berkisar dua digit mengatakan bahwa mereka tidak akan memilih mantan presiden jika dia dinyatakan bersalah atas tindak pidana. Survei bulan April oleh Ipsos dan ABC News menemukan bahwa 16% dari mereka yang mendukung Trump akan mempertimbangkan kembali dukungan mereka dalam situasi tersebut.

Akan tetapi, vonis itu adalah vonis hipotetis. Dan saat itu dia dihadapkan pada empat kasus pidana, termasuk tuduhan terkait konspirasi yang diduga untuk membalikkan hasil pemilihan 2020 dan penanganan dokumen klasifikasi setelah meninggalkan Gedung Putih.

Sekarang pemilih itu dapat membuat penilaian mereka berdasarkan vonis nyata. “Vonis sebenarnya akan diberikan pada 5 November, oleh rakyat,” kata Trump, sesaat setelah keluar dari pengadilan.

Doug Schoen, seorang jajak pendapat yang bekerja dengan Presiden Demokrat Bill Clinton dan Wali Kota independen New York City Michael Bloomberg, mengatakan pemilih Amerika mungkin merasa kurang keras terhadap kasus uang suap pada saat itu karena berkaitan dengan peristiwa yang terjadi delapan tahun lalu.

“Sementara bukan hal yang besar untuk didakwa atas kejahatan, apa yang akan dipikirkan pemilih pada bulan November adalah inflasi, perbatasan selatan, persaingan dengan Tiongkok dan Rusia, serta uang yang dihabiskan untuk Israel dan Ukraina,” katanya.

Bahkan penurunan sedikit dalam dukungan untuk Trump mungkin sudah cukup penting dalam pemilihan presiden semacam ini yang mungkin bergeser. Jika beberapa ribu pemilih yang seharusnya mendukung mantan presiden tetap stay home di negara bagian kunci seperti Wisconsin atau Pennsylvania, itu bisa membuat perbedaan besar.