Apa itu Kelaparan dan Siapa yang Menentukan Kelaparan Terjadi?

Sebuah kelompok ahli global mengatakan pada hari Selasa bahwa Gaza berisiko tinggi menderita kelaparan, namun tidak sampai menyatakan bahwa kelaparan sudah terjadi. Menentukan secara resmi bahwa kelaparan terjadi adalah proses teknis. Hal tersebut memerlukan analisis oleh para ahli, dan hanya pihak berwenang pemerintah dan pejabat tinggi PBB yang dapat menyatakan hal tersebut. Jadi bagaimana kelaparan didefinisikan? Berikut adalah tinjauan lebih mendalam.

Apa itu kelaparan?
Para ahli ketahanan pangan yang bekerja pada Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu, atau I.P.C., sebuah inisiatif yang dikendalikan oleh lembaga PBB dan badan bantuan utama, mengidentifikasi kelaparan di suatu area berdasarkan tiga kondisi:
Setidaknya 20 persen rumah tangga menghadapi kekurangan makanan yang ekstrim.
Setidaknya 30 persen anak mengalami kekurangan gizi akut.
Setidaknya dua orang dewasa atau empat anak dari setiap 10.000 orang meninggal setiap hari akibat kelaparan atau penyakit yang terkait dengan kekurangan gizi.
Sejak I.P.C. dikembangkan pada tahun 2004, baru digunakan untuk mengidentifikasi dua kelaparan: di Somalia pada tahun 2011, dan di Sudan Selatan pada tahun 2017. Di Somalia, lebih dari 100.000 orang meninggal sebelum kelaparan secara resmi dinyatakan. Analis I.P.C. mengungkapkan kekhawatiran serius tentang ketidakamanan pangan di Yaman dan Etiopia yang terkait dengan perang saudara di kedua negara tersebut, namun mengatakan bahwa informasi yang tersedia dari pemerintah tidak cukup untuk memberikan penilaian resmi. Klasifikasi kelaparan di Somalia dan Sudan Selatan menggerakkan tindakan global dan mendorong sumbangan besar.

Apa yang dikatakan I.P.C. tentang kelaparan di Gaza? Laporan I.P.C. pertama tentang Gaza, yang dirilis pada bulan Desember, menemukan bahwa seluruh populasi enklaf tersebut mengalami ketidakamanan pangan pada tingkat krisis atau lebih buruk. Meskipun kelompok tersebut mengatakan bahwa Gaza belum mencapai ambang kelaparan, mereka memperingatkan bahwa risiko kelaparan akan meningkat jika perang tidak dihentikan. Analisis kedua pada bulan Maret memproyeksikan bahwa kelaparan “segera” terjadi bagi 300.000 warga sipil Palestina di bagian utara Gaza, dan kondisi seperti itu akan berkembang menjelang akhir Mei. Analisis kelompok tersebut pada hari Selasa mengatakan hampir setengah juta orang di Gaza menghadapi kelaparan akibat kekurangan makanan yang sangat parah. Mereka mengatakan bahwa pengiriman bantuan telah memperbaiki situasi di utara, namun operasi darat Israel di selatan telah mengganggu distribusi bantuan di sana. Apa komplikasi dalam menetapkan kelaparan? Analisis I.P.C. pada bulan Desember didasarkan pada data yang tersedia secara publik dari badan bantuan internasional dan lokal di Gaza yang kata grup tersebut memenuhi standar metodologi I.P.C. Namun, analis I.P.C. mengatakan bahwa mereka kekurangan data terkini mengenai prevalensi kekurangan gizi akut. Mendapatkan data tersebut sangat sulit di zona konflik dan menjadi beban bagi petugas kesehatan yang sudah terbebani, tambah grup tersebut. Kriteria organisasi tersebut awalnya dirancang untuk mengatasi kelaparan yang terkait dengan cuaca, bukan krisis perang seperti yang terjadi di Gaza. Namun, sebagian besar krisis kelaparan yang paling parah dalam sejarah terkini dipicu oleh konflik daripada cuaca. Dan sementara para ahli I.P.C. melakukan analisis yang dapat mengklasifikasikan kelaparan, bergantung pada pemerintah dan PBB untuk secara resmi mendeklarasikan hal tersebut. Dalam beberapa kasus, negara-negara enggan melakukannya. Pada tahun 2022, presiden Somalia menunjukkan ketidakrelaannya untuk mendeklarasikan kelaparan selama krisis kelaparan parah akibat kekeringan. Dan pada tahun 2021, Etiopia menghalangi klasifikasi kelaparan di wilayah Tigray melalui lobi berat, menurut pejabat PBB tertinggi. Tidak jelas siapa yang berwenang untuk mendeklarasikan kelaparan di Gaza. Kelompok I.P.C. mengatakan bahwa proses tersebut biasanya melibatkan pemerintah suatu negara dan pejabat tinggi PBB. Menentukan siapa yang akan memiliki kewenangan itu di Gaza adalah di luar lingkup organisasi tersebut, kata mereka.