Apa yang Diajarkan oleh ‘Inside Out 2’ tentang Kecemasan

Pada akhir film “Inside Out,” film Pixar tahun 2015 tentang kehidupan emosional seorang gadis bernama Riley, sebuah tombol baru muncul pada konsol yang digunakan untuk mengontrol suasana hati Riley. Itu dihiasi dengan satu kata: Pubertas.

Joy, salah satu karakter utama yang menggambarkan emosi Riley, menganggap remeh.

“Segalanya tidak bisa lebih baik!” Kata Joy. “Bagaimanapun, Riley sekarang berusia 12 tahun. Apa yang bisa terjadi?”

Jawabannya akhirnya tiba, hampir satu dekade kemudian, dalam sekuel “Inside Out 2.” Riley sekarang remaja yang mengikuti kamp hoki selama tiga hari sambil muncul perasaan yang lebih kompleks di dalam pikirannya.

Ada Rasa Malu, seorang yang gagal berusaha untuk bersembunyi dalam hodinya; Ennui yang mirip seutas mie, yang bermalas-malasan di sofa; dan Envy, dengan matanya yang lebar dan penuh kerinduan.

Namun, adalah Kecemasan yang menjadi pusat perhatian, memasuki pikiran Riley dengan membawa bebanan secara harfiah (tidak kurang dari enam koper).

“Baiklah, bagaimana saya bisa membantu?” tanya dia. “Saya bisa membuat catatan, mencari kopi, mengelola kalender Anda, mengajak berjalan anjing Anda, membawa barang-barang Anda – menyaksikan Anda tidur?”

Sedikit kecemasan bisa membantu, kata para ahli, tetapi emosi tersebut telah berlebihan dalam kehidupan banyak anak muda, terutama dalam beberapa tahun terakhir. Perjuangan Riley adalah lambangnya: Bagi Kelsey Mann, sang sutradara, film tersebut menjadi kesempatan untuk membantu penonton dari segala usia merasa lebih sedikit sendiri.