Sebagian orang yang mengkritik Israel atas tindakannya di Gaza mengatakan bahwa mereka seringkali dilabeli sebagai anti-Semit.
Terdapat peningkatan laporan mengenai anti-Semitisme dan anti-Zionisme di seluruh dunia sejak Israel melancarkan perangnya di Gaza.
Meskipun kedua istilah tersebut bukan hal baru, sebagian orang yang mengkritik Israel atas tindakannya di Gaza mengatakan bahwa mereka seringkali dilabeli sebagai anti-Semit.
Pemimpin Israel khususnya mencampuradukkan kritik terhadap respons terhadap serangan yang dipimpin oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober sebagai bentuk anti-Semitisme dan anti-Zionisme.
Para analis berpendapat bahwa pengaburan perbedaan tersebut membantu Israel melemahkan setiap bentuk oposisi atau penolakan terhadap kebijakannya.
Israel dituduh menggunakan kedua istilah tersebut sebagai senjata untuk membenarkan serangan-serangannya di Gaza dan wilayah Palestina lainnya.
Namun dengan tidak adanya tanda-tanda berakhirnya perang di Timur Tengah, apa saja bahaya dan dampak yang mungkin timbul dari percampuran antara anti-Semitisme dan anti-Zionisme?
Pembawa acara: Nick Clark
Para Tamu:
Giovanni Fassina – Direktur eksekutif European Legal Support Center
Arielle Angel – Editor-in-Chief Jewish Currents
Omer Bartov – Profesor Samuel Pisar dalam studi Holocaust dan genosida di Universitas Brown