Amerika Serikat telah berhasil memastikan pembebasan 135 tahanan politik di Nicaragua, termasuk mahasiswa dan anggota organisasi kepercayaan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa para tahanan adalah di antara ribuan warga Nicaragua yang terjerat dalam kerasnya pemerintahan Presiden Daniel Ortega.
Para tahanan dikirim ke Guatemala tetangga dan dapat pindah dari sana ke AS, menurut Sullivan.
Kantor Presiden Guatemala Bernardo Arevalo memastikan pesawat yang membawa warga Nicaragua yang sebelumnya ditahan mendarat di negara itu pada Kamis pagi.
“Tidak seharusnya ada yang dipenjara karena secara damai menggunakan hak-hak fundamental mereka untuk berekspresi, berasosiasi, dan menjalankan agamanya,” kata Sullivan dalam sebuah pernyataan.
Dia mengatakan tahanan politik telah ditangkap karena dianggap sebagai ancaman bagi “pemerintahan otoriter” Ortega dan wakil presiden serta istrinya, Rosario Murillo. Dia meminta Nicaragua untuk “segera menghentikan penangkapan sewenang-wenang dan penahanan warganya hanya karena menggunakan kebebasan yang mendasar” mereka.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga memuji pembebasan tersebut dalam sebuah posting di platform media sosial X.
“Warga Nicaragua layak mendapatkan demokrasi dan kebebasan dari penganiayaan di negara asal mereka,” tulis diplomat terkemuka itu.
Pengumuman ini datang dua hari setelah Kantor Hak Asasi Manusia PBB merilis laporan yang mengatakan bahwa pemerintahan Ortega terus “mempersekusi tidak hanya orang yang menyatakan pendapat yang berbeda tetapi juga individu atau organisasi yang beroperasi secara independen atau tidak langsung di bawah kendali mereka”.