Jerry Cahill telah membersihkan toilet sebagai relawan sejak studionya di Distrik Seni Sungai Asheville hancur akibat banjir dari sisa-sisa badai Helene.
Di kompleks perumahan umum, relawan mengetuk pintu apartemen menawarkan bantuan untuk aktivitas yang kebanyakan dari kita anggap sebagai hal yang biasa. Mereka membawa ember 5 galon air untuk membasuh toilet penduduk yang berterima kasih seperti John Brown. “Saya menghargai pekerjaan fantastis yang kalian lakukan,” kata Brown, yang memiliki gangguan penglihatan dan menggunakan kursi roda.
Lebih dari dua minggu setelah badai Helene, beberapa hal yang paling dasar masih sulit dilakukan di Asheville. Air minum di botol plastik ada di mana-mana, tetapi sulit untuk menemukan air untuk mandi, membasuh toilet, atau bahkan mencuci tangan.
“Ini adalah pekerjaan penting, ini harus dilakukan,” kata Jerry Cahill, yang telah membersihkan toilet sebagai relawan dengan kelompok nirlaba BeLoved Asheville sejak studionya di Distrik Seni Sungai hancur akibat banjir dari sisa-sisa badai Helene.
Sistem air Asheville rusak parah dalam badai itu, yang menonaktifkan pipa-pipa utama yang menghubungkan waduknya dengan sistem distribusi lainnya. Belum ada perkiraan kapan layanan akan pulih – meskipun kemungkinan hanya beberapa minggu, bukan hari.
Kekurangan air mengalir mencegah sekolah dan sebagian besar restoran dari dibuka kembali karena kekhawatiran tentang kesehatan masyarakat semakin meningkat. Oleh karena itu, beberapa warga mengambil langkah mereka sendiri.
“Ini adalah krisis kesehatan ekstrem yang akan muncul jika kita tidak bisa membasuh toilet ini,” kata Elle DeBruhl, bagian dari kelompok relawan bernama Flush AVL yang dibentuk untuk mendistribusikan air abu-abu dari kolam dan sumur kepada masyarakat yang membutuhkannya. Air ini mungkin tidak cukup bersih untuk diminum, tetapi sangat bagus untuk membasuh toilet.