Untuk sedikit misteri, coba seri detektif populer “Three Pines” karya Louise Penny. Meskipun berlatar di sebuah kota fiksi di Quebec, novel-novelnya sering menampilkan Montreal (“Glass Houses” khususnya.) Kathy Reichs menggali tulang-tulang kota dalam thriller-nya “Déjà Dead.” Dan budaya queer yang kaya di Montreal tertangkap dalam novel-novel coming-of-age “The Geography of Pluto,” karya Christopher DiRaddo, dan “Bottle Rocket Hearts,” karya Zoe Whittall.
Mungkin tidak ada yang akan membuat Anda lebih bersemangat untuk melakukan perjalanan ke Montreal daripada karya menyilaukan Heather O’Neill. Dalam novel-novel seperti “Lullabies for Little Criminals” dan “The Lonely Hearts Hotel,” O’Neill menangkap kedalaman dan keindahan kota dalam warna-warna berkilau. Karya terbaru O’Neill, “When We Lost Our Heads,” adalah sebuah penciptaan yang memusingkan, menampilkan kilasan Montreal abad ke-19 di lingkungan Golden Square Mile dengan mata yang tajam.
Apa cerita-cerita yang memberikan gambaran tentang Montreal modern?
Di antara buku-buku kontemporer lebih, ada banyak permata sastra: “Our Lady of Mile End,” karya Sarah Gilbert, kumpulan cerita pendek yang berlatar di lingkungan dengan nama yang sama; “Ru,” karya Kim Thúy, sebuah kisah imigran Vietnam yang indah disusun dari anekdot-anekdot yang menyentuh hati; dan “The Wagers,” karya Sean Michaels, yang membangkitkan kedua sisi kota yang sehari-hari dan ajaib.
Buku apa yang akan membawa saya ke belakang pintu tertutup?
Sejumlah novel Montreal yang brilian tidak hanya menimbulkan tempat namun juga memperlihatkan pengalaman-pengalaman di wilayah pinggiran bagi mereka yang, dengan alasan tertentu, hidup di sisi-misinya. Dalam simfoni vitriolik yang merupakan “Cockroach,” karya Rawi Hage, seorang imigran Lebanon yang berjuang membayangkan dirinya sebagai seekor kecoak harfiah. “Bone and Bread,” karya Saleema Nawaz, mengeksplor kehidupan tumultu dua saudara perempuan yatim piatu yang besar di komunitas Hasidic di Mile End. Untuk gambaran gelap tentang kehidupan kerja (dan Montreal menyukai gambaran gelap tentang kehidupan kerja), pertimbangkan “The Dishwasher,” karya Stéphane Larue, yang diadaptasi menjadi film, atau “Whore,” yang berapi-api dan mengeja, karya Nelly Arcan.
Landmark dan toko buku sastra apa yang harus saya kunjungi?
Librairie Drawn & Quarterly adalah toko buku independen yang indah di jantung daerah Plateau di Montreal. Ini juga adalah penerbit komik yang terkenal secara internasional, termasuk karya-karya oleh Kate Beaton, Adrian Tomine, Lynda Barry, dan Chester Brown, di antara banyak lainnya. Pilihan judul-judul toko buku yang disusun dengan cara unik dan interiornya yang indah dan unik membuat tempat ini wajib dikunjungi. Toko buku berbahasa Inggris lainnya yang indah untuk dikunjungi di sepanjang jalan: Librairie Saint-Henri Books, Argo Bookshop (toko buku indie tertua di Montreal), The Word.